Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten pelat merah atau BUMN telah mengumumkan nilai dividen yang royal untuk dibagikan kepada pemegang sahamnya. Tak hanya nilai, rasio dividen untuk tahun buku 2024 juga meningkat.
Sentimen aliran deras dividen dari perusahaan pelat merah ini pun menjadi sentimen positif bagi pergerakan harga saham perseroan. Analis menilai pembagian dividen ini akan menopang penguatan harga saham BUMN di lantai bursa.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks BUMN atau IDX BUMN20 memang melemah 0,05% pada perdagangan Rabu (28/5/2025) ke level 383,7. Namun, IDX BUMN20 telah menguat 11,37% dalam sebulan perdagangan terakhir.
Adapun, IDX BUMN20 mencatatkan peningkatan 8,4% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) sejak perdagangan perdana 2025 sampai perdagangan Selasa (27/5/2025).
Kinerja IDX BUMN20 menjadi yang paling kinclong dibandingkan indeks utama seperti indeks harga saham gabungan (IHSG) yang naik 1,68% ytd, indeks LQ45 melemah 1,02% ytd, serta IDX30 naik 1,12% ytd.
Deretan saham-saham BUMN pun menanjak dalam sebulan perdagangan terakhir dan mulai masuk ke zona hijau. Saham BBRI misalnya telah naik 9,07% ytd ke level Rp4.450 per lembar pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (28/5/2025).
Harga saham BBNI telah di zona hijau, naik 3,2% ytd ke level Rp4.490 per lembar pada perdagangan hari ini. Kemudian, harga saham TLKM naik 4,06% ytd ke level Rp2.820 per lembar pada perdagangan hari ini.
Lalu, harga saham PGAS telah menanjak 14,47% ytd ke level Rp1.820 per lembar pada perdagangan hari ini.
Equity Research Analyst Panin Sekuritas Felix Darmawan menilai dividen jumbo dari emiten BUMN tahun ini menjadi sentimen positif yang cukup kuat di pasar. Harga saham deretan emiten BUMN pun terdongkrak.
"Beberapa emiten besar seperti BBRI, BMRI, dan BBNI telah mengumumkan pembagian dividen yang signifikan, mencerminkan kinerja keuangan yang solid dan arus kas yang sehat," kata Felix kepada Bisnis pada Rabu (28/5/2025).
Langkah tebaran dividen yang royal juga sejalan dengan pembentukan superholding BUMN, yakni Danantara. Sovereign wealth fund itu akan mengelola dan menginvestasikan kembali penerimaan dividen dari emiten-emiten pelat merah.
IDX BUMN20 sebagai indeks yang mencakup 20 saham BUMN terpilih juga telah menunjukkan kinerja yang paling moncer di indeks utama pasar saham Indonesia didorong oleh fundamental yang kuat dari emiten-emiten di dalamnya serta sentimen positif dari kebijakan pemerintah.
"Secara umum, dividen yang besar dan langkah strategis seperti pembentukan Danantara memberikan prospek positif bagi saham-saham BUMN," ujar Felix.
Namun, menurutnya investor tetap perlu mencermati tantangan yang ada dan melakukan analisis mendalam sebelum mengambil keputusan investasi.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan saham-saham BUMN memang terdorong oleh sentimen tebaran dividen jumbo. Selain itu, masing-masing sektor emiten BUMN mendapatkan dorongan sejumlah sentimen.
Saham-saham perbankan misalnya mendapatkan dorongan dari kebijakan penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia. Kebijakan moneter longgar dari bank sentral mampu mendongkrak kinerja kredit perbankan.
"Namun, tantangannya ke depan investor masih akan mencermati kinerja keuangan," kata Nafan kepada Bisnis pada Rabu (28/5/2025).
Selain itu, investor akan mencermati penerapan tata kelola atau good corporate governance dari masing-masing emiten pelat merah.