Bisnis.com, JAKARTA — Lemahnya daya beli masyarakat menjadi tantangan berat bagi kinerja PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) pada 2025.
Analis Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo mengatakan bahwa melemahnya daya beli masyarakat dapat menjadi faktor perlambatan pada kinerja LPPF dan RALS.
"Secara prospek pertumbuhan kinerja LPPF dan RALS masih ada tantangan, melemahnya daya beli masyarakat bisa menjadi faktor perlambatan pada kinerja. Terlebih momen hari besar keagamaan yang sudah mulai sedikit pada kuartal II dan kuartal III [2025], sehingga potensi memperlambat kinerja," katanya saat dihubungi Bisnis belum lama ini.
Meski begitu, dia mengatakan bahwa kinerja LPPF dan RALS terdorong dari momentum Ramadan dan Lebaran pada kuartal I/2025, hal itu tercermin dari meningkatnya kinerja top line dari LPPF dan RALS. Menurutnya, dengan adanya efisiensi yang sedang dilakukan dua emiten tersebut, maka masih bisa untuk menjaga pertumbuhan bottom line dari LPPF dan RALS.
Senada, analis Maybank Sekuritas Willy Goutama mengatakan, tantangan bagi LPPF dan RALS masih masih besar karena pelemahan daya beli, disusul dengan tantangan lainnya seperti persaingan dari produk-produk dengan harga lebih terjangkau yang tersedia di berbagai platform e-commerce.
"Kami memperkirakan katalis pertumbuhan yang lebih signifikan bagi RALS dan LPPF baru akan terlihat pada 2026, seiring dengan potensi pemulihan daya beli," ujarnya.
Baca Juga
Selain itu, analis Maybank Sekuritas Jocelyn Santoso melihat upaya LPPF untuk menjangkau segmen berpendapatan rendah melalui ‘MaxMurah’ berpotensi mendorong pertumbuhan penjualan atau kinerja pada tahun ini, meskipun diperkirakan margin keuntungan lebih rendah.
"Merek private label LPPF seperti SUKO juga menunjukkan performa yang positif, dengan dukungan merchandise baru dan strategi promosi yang tepat, SUKO berpotensi menjadi katalis tambahan bagi kinerja LPPF di tengah lemahnya daya beli," ucapnya.
Seperti diketahui, berdasarkan laporan keuangan, Matahari (LPPF) mencetak laba bersih yang melonjak sebesar 97,3% secara year-on-year (YoY) dari Rp325,97 miliar pada kuartal I/2024 menjadi Rp643,32 miliar hingga kuartal I/2025.
Pendapatan bersih Matahari juga meningkat sebesar 21,5% YoY menjadi Rp2,39 triliun pada kuartal I/2025 dari sebelumnya Rp1,96 triliun pada kuartal I/2024.
Sementara itu, Ramayana (RALS) juga mencetak laba tahun berjalan yang melesat sebesar 103,9% YoY sebesar Rp217,8 miliar hingga kuartal I/2025 dari Rp106,8 miliar pada kuartal I/2024.
Pendapatan RALS juga tercatat sebesar Rp1,14 triliun hingga kuartal I/2025, menanjak sebesar 38% yoy dari Rp829 miliar pada kuartal I/2024.