Bisnis.com, JAKARTA — Momentum Lebaran mendongkrak kinerja dua emiten ritel di Indonesia, PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) dan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS) pada kuartal I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan, Matahari (LPPF) mencetak laba bersih yang melonjak sebesar 97,3% secara year-on-year (YoY) dari Rp325,97 miliar pada kuartal I/2024 menjadi Rp643,32 miliar hingga kuartal I/2025.
Pendapatan bersih Matahari juga meningkat sebesar 21,5% YoY menjadi Rp2,39 triliun pada kuartal I/2025 dari sebelumnya Rp1,96 triliun pada kuartal I/2024.
Ramayana (RALS) juga mencetak laba tahun berjalan yang melesat sebesar 103,9% YoY sebesar Rp217,8 miliar hingga kuartal I/2025 dari Rp106,8 miliar pada kuartal I/2024.
Pendapatan RALS juga tercatat sebesar Rp1,14 triliun hingga kuartal I/2025, menanjak sebesar 38% yoy dari Rp829 miliar pada kuartal I/2024.
Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan mengatakan bahwa momentum Lebaran menjadi salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan kinerja RALS dan LPPF pada kuartal I/2025.
Baca Juga
"Pergeseran waktu Lebaran ke kuartal pertama tahun ini, dibandingkan tahun sebelumnya, menyebabkan lonjakan permintaan konsumen terhadap produk ritel, khususnya pakaian dan kebutuhan rumah tangga yang memang merupakan segmen utama kedua emiten tersebut," katanya kepada Bisnis, Rabu (14/5/2025).
Dia mengatakan bahwa hal itu tercermin dari lonjakan pendapatan dan laba bersih yang cukup signifikan dalam periode tersebut. Selain itu, efisiensi dalam pengelolaan biaya pembiayaan dan operasional juga turut mendukung pertumbuhan kinerja keduanya.
Meskipun kuartal pertama mencatatkan hasil yang positif, menurutnya sektor peritel pada 2025 masih akan menghadapi berbagai tantangan.
"Daya beli masyarakat yang belum sepenuhnya pulih, persaingan industri ritel yang semakin ketat, kekhawatiran atas kondisi ekonomi global, serta perubahan perilaku konsumen khususnya pergeseran ke kanal digital akan menjadi tantangan utama," ujarnya.
Menurutnya, emiten-emiten pada sektor ritel tersebut harus mampu menjaga efisiensi dan beradaptasi dengan cepat agar dapat mempertahankan pertumbuhan yang berkelanjutan.
"Kemungkinan kinerja menurun [hingga akhir tahun ini] tetap ada, terutama karena tidak adanya faktor musiman seperti Lebaran pada kuartal-kuartal berikutnya," ucapnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa di tengah lemahnya daya beli, apabila efisiensi seperti yang dicapai pada kuartal pertama tidak konsisten dipertahankan, maka tidak menutup kemungkinan kinerja kuartal berikutnya bisa mengalami tekanan.
Adapun dia memberi rekomendasi dengan menilai saham LPPF masih memiliki peluang untuk melanjutkan penguatan dengan target jangka menengah ke kisaran Rp2.400, apabila tren positif terus berlanjut.
Sementara itu, untuk RALS yang telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir, sehingga dia memperkirakan pergerakannya akan mulai tertahan pada kisaran Rp500 dalam waktu dekat.