Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.528,5 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.528,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (15/5/2025).
Karyawati menghitung uang di salah satu kantor cabang Bank Panin di Jakarta, Senin (5/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati menghitung uang di salah satu kantor cabang Bank Panin di Jakarta, Senin (5/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.528,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (15/5/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,2% atau 33 poin ke level Rp16.528,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau turun 0,21% ke posisi 100,82.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang Asia lainnya mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,59%, dolar Singapura menguat 0,31%, dan dolar Taiwan menguat 0,3%.

Selain itu, won Korea Selatan menguat 0,27%, peso Filipina menguat 0,24%, serta baht Thailand menguat 0,2%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan rupiah pada perdagangan hari ini.  Dari luar negeri berasal dari kegembiraan atas kesepakatan perdagangan AS-China.

AS dan China secara drastis mengurangi tarif perdagangan mereka terhadap satu sama lain pekan ini selama 90 hari ke depan.

"Pasar kini menantikan penarikan tarif lebih lanjut antara raksasa ekonomi. Sementara pembicaraan perdagangan AS dengan negara lain juga menjadi fokus untuk isyarat yang lebih positif," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Kamis (15/5/2025).

Sentimen lainnya tertuju pada serangkaian pembacaan ekonomi AS yang akan datang, serta pidato Ketua The Fed Jerome Powell untuk isyarat lebih lanjut tentang kebijakan moneternya. 

Data inflasi indeks harga produsen AS untuk periode April 2024 muncul hanya beberapa hari setelah pembacaan indeks harga konsumen yang lebih rendah dari perkiraan. 

Penurunan inflasi yang berkelanjutan diperkirakan akan meningkatkan taruhan pada pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini. Data penjualan ritel AS juga memberikan lebih banyak petunjuk tentang belanja ritel dalam menghadapi perang dagang AS-China

Dari dalam negeri, perekonomian Indonesia nampak tengah mengalami kelesuan. Ini bisa dilihat dari berbagai data yang ada, seperti indeks penjualan riil (IPR) dan indeks keyakinan konsumen (IKK). 

Data terbaru dari Bank Indonesia (BI) menunjukkan IPR hanya tumbuh 5,5% secara tahunan (year on year/yoy) pada Maret 2025. Angka ini lebih rendah dari Maret 2024 yang mencapai 9,3%. Sementara itu, IPR pada April 2025 diprediksi hanya 231,1 atau terkontraksi 2,2%. 

Kemudian, IKK per Maret 2025 berada di level 121,1, menunjukkan penurunan dibandingkan bulan sebelumnya, yang berada di level 126,4. Untuk April 2025, IKK menunjukkan sedikit penguatan ke level 121,7.

Untuk perdagangan besok, Jumat (16/5/2025), mata uang rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.470 - Rp16.530 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper