Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham MTEL dan MBMA Melonjak Usai Masuk MSCI Small Cap Index

Saham MTEL dan MBMA kompak menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (14/5/2025) usai dua emiten tersebut dalam daftar MSCI Indonesia Small Cap Index.
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Minggu (13/10/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Dua saham anyar yang bakal masuk dalam daftar MSCI Indonesia Small Cap Index, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL) dan PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) kompak melonjak hari ini usai pengumuman resmi dari MSCI Inc. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham MTEL naik 5,79% ke level Rp640 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini, Rabu (14/5/2025). Meskipun, harga saham MTEL masih di zona merah, melemah 0,78% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) atau sejak perdagangan perdana 2025.

Begitu juga dengan harga saham MBMA yang naik 5,89% ke level Rp358 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini. Meskipun, saham MBMA masih di zona merah, turun 21,83% ytd.

Lonjakan harga saham MTEL dan MBMA pada perdagangan hari ini terjadi di tengah pengumuman rebalancing indeks MSCI. Berdasarkan hasil evaluasi berkala yang dipublikasikan Rabu (5/5/2024), MSCI Inc. melakukan perombakan konstituen sejumlah indeks acuan yang dikelolanya.

Untuk MSCI Indonesia Small Cap, dua saham masuk indeks dan empat saham dihapus. Dua saham yang masuk dalam MSCI Small Cap Index itu yakni MTEL dan MBMA.

Kemudian, empat saham yang keluar dari MSCI Small Cap Index adalah PT Harum Energy Tbk. (HRUM), PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA), serta saham PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA).

Seiring dengan keluarnya dari indeks MSCI, saham SMRA turun 1,78% ke level Rp442 per lembar pada perdagangan sesi pertama hari ini. Harga saham SMRA juga masih di zona merah, turun 9,8% ytd.

Kemudian, harga saham INDY stagnan di level Rp1.415 per lembar dan turun 5,35% ytd. Harga saham WIKA juga stagnan karena suspensi, terparkir di level Rp204 per lembar dan turun 16,39% ytd.

Sementara, harga saham HRUM naik 1,24% ke level Rp815 per lembar. Meskipun, harga saham HRUM berada di zona merah, turun 21,26% ytd.

Adapun, rebalancing indeks MSCI efektif dijalankan pada 2 Juni 2025 – 1 September 2025. Evaluasi selanjutnya kemudian akan diumumkan pada 12 Agustus 2025 sampai dengan tanggal efektif 1 September 2025.

Sebagaimana diketahui, MSCI atau Morgan Stanley Capital International merupakan indeks saham yang diluncurkan oleh sebuah lembaga riset internasional Morgan Stanley. MSCI juga merupakan perusahaan penyedia indeks saham dan obligasi yang sudah terkenal di seluruh dunia.

Secara tidak langsung, MSCI berguna untuk mengukur kinerja pasar di sebuah wilayah yang sudah ditetapkan sesuai dengan standar perhitungan MSCI.

Secara teoritis, ketika suatu saham masuk indeks MSCI, hal ini seringkali menandakan peningkatan likuiditas dan perubahan persepsi pasar terhadap saham tersebut. Inklusi dalam indeks global seperti MSCI memberi sinyal positif kepada investor internasional dan domestik, menunjukkan bahwa saham tersebut telah memenuhi standar tertentu dalam hal kinerja dan stabilitas.

Akibatnya, saham tersebut cenderung mengalami peningkatan volume perdagangan karena banyak manajer investasi (MI) yang mengikuti indeks ini akan mulai memasukkan saham tersebut dalam portofolio mereka. Sebagai contoh, Indeks MSCI dapat menjadi produk reksa dana indeks ataupun exchange traded fund (ETF) yang dikelola MI.

Masuknya saham ke indeks MSCI juga dapat meningkatkan kredibilitas dan visibilitas di mata investor. Selain itu, masuknya saham ke indeks berpotensi meningkatkan nilai saham karena permintaan yang meningkat, serta diversifikasi investor yang lebih luas, termasuk investor asing dan institusional.

Namun, terdapat pula risiko yang dimiliki saham. Masuknya suatu saham ke dalam indeks prestisius ini juga dapat membawa volatilitas harga yang lebih tinggi. Peningkatan minat dan aktivitas perdagangan seputar saham tersebut, khususnya menjelang dan sesaat setelah pengumuman inklusi, dapat menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan.

Untuk masuk ke dalam indeks MSCI, sebuah saham harus memenuhi serangkaian kriteria yang mencakup kapitalisasi pasar yang besar, tingkat likuiditas yang tinggi, dan aksesibilitas bagi investor internasional.

MSCI menilai likuiditas berdasarkan frekuensi dan volume perdagangan, memastikan bahwa saham tersebut diperdagangkan secara aktif dan dapat diakses dengan mudah oleh investor di seluruh dunia. Selain itu, saham tersebut harus sesuai dengan klasifikasi sektor dan geografis yang ditentukan oleh MSCI.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper