Bisnis.com, JAKARTA – PT ABM Investama Tbk. (ABMM) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$160 juta atau sekitar Rp2,69 triliun (asumsi kurs Rp16.857 per dolar AS).
Direktur Utama ABM Investama Achmad Ananda Djajanegara menerangkan anggaran belanja modal pada 2025 akan digunakan untuk rencana ekspansi bisnis perusahaan.
”Perusahaan menargetkan pada 2025 penyelesaian proses instalasi solar cell panel di salah satu site CK dan beberapa lini usaha lainnya,” kata Achmad Ananda dalam laporan tahunan ABMM dikutip Senin (28/4/2025).
Selain itu, grup ABM sedang menjajaki pengembangan beberapa bisnis baru yang dapat mendukung bisnis inti perseroan, baik yang berada di bisnis pertambangan maupun yang berada di luar bisnis pertambangan.
Senada, Direktur ABM Investama Hans Christian Manoe menerangkan capex tersebut bakal digunakan untuk beberapa tujuan bisnis ABMM pada 2025. Selain untuk menjajaki lini bisnis baru, capex akan digunakan untuk mengakuisisi konsesi pertambangan baru.
Nantinya, dana itu akan diambil dari ekuitas perusahaan sebesar 25% dan kredit dari bank rekanan sebesar 75%.
Adapun sepanjang 2024, laba bersih ABMM mengalami penyusutan 51,78% dari US$289 juta pada 2023 menjadi US$139,36 juta. Menyusutnya laba bersih ABMM sebesar 51,78% juga sejalan dengan menurunnya pendapatan ABMM dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar US$1,20 miliar atau turun 19,62% YoY dari torehan 2023 yang sebesar US$1,49 miliar.
Pendapatan ABMM ini terbagi menjadi beberapa pos, yakni pendapatan kontraktor tambang dan tambang batu bara sebesar US$893,01 juta, pendapatan jasa yang terdiri dari jasa logistik dan sewa kapal senilai US$140,01 juta, jasa divisi site services dan repabrikasi sebesar US$52,27 juta, dan sewa mesin pembangkit tenaga listrik US$920.227.
Lalu, pendapatan dari pabrikasi senilai US$38,83 juta, dan pendapatan dari perdagangan bahan bakar sebesar US$75,07 juta.