Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Astra Agro (AALI) Siapkan Rp1,5 Triliun Fokus Replanting Sawit

Astra Agro Lestari (AALI) menyiapkan capex atau belanja modal hingga Rp1,5 triliun, yang salah satunya akan digunakan untuk melakukan replanting.
Foto aerial perkebunan sawit. Bisnis/Himawan L Nugraha
Foto aerial perkebunan sawit. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten CPO Grup Astra PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun pada tahun 2025. 

Direktur Astra Agro Lestari Tingning Sukowignjo mengatakan tahun ini AALI menyiapkan capex sebesar Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun. Capex ini salah satunya akan digunakan untuk melakukan penanaman kembali atau replanting sawit. 

"Total capex semua di sekitar Rp1,4 triliun hingga Rp1,5 triliun. Luasan replanting mungkin kalau dilihat trennya, tahun ini kurang lebih di sekitar 5.000 hektare," kata Tingning dalam paparan publik Astra Agro Lestari di Jakarta, Senin (28/4/2025).

Sebagai informasi, jumlah capex AALI untuk tahun 2025 ini naik dari tahun 2024 yang sebesar Rp1,3 triliun hingga 1,4 triliun. Di sisi lain, realisasi capex AALI sepanjang 2024 mencapai Rp941 miliar. 

Capex tersebut direalisasikan untuk tanaman sebesar 56%, pabrik dan dermaga sebesar 18%, dan non-tanaman sebesar Rp26%.

Tingning menjelaskan realisasi capex yang lebih rendah ini disebabkan karena realisasi biaya yang lebih selektif dari AALI.

"Secara replanting tidak mengalami penurunan. Tapi untuk capex yang lain kami cukup selektif, misalnya untuk penggantian kendaraan," tutur Tingning.

Sementara itu, Presiden Direktur Astra Agro Lestari Djap Tet Fa mengatakan usia tanaman AALI memang sudah cukup tua dan saat ini menurutnya AALI tengah memasuki "second cycle".

"Jadi di second cycle ini kami akan berupaya meningkatkan produktivitas tanaman kami melalui replanting. Jadi pada tahun 2025 ini target replanting kami akan kami tingkatkan dari rata-rata selama beberapa tahun terakhir sekitar 4.000-5.000 hektar per tahun," kata Tet Fa.

Tet Fa juga menyebut replanting ini akan terus meningkat, bahkan hingga mencapai 8.000 hektar per tahun di tahun-tahun selanjutnya.

"Kami berharap dengan strategi replanting yang cukup besar ini juga bisa meningkatkan target produksi kami di tahun-tahun mendatang," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper