Bisnis.com, JAKARTA — Emiten-emiten Grup Astra membukukan kinerja keuangan yang beragam sepanjang semester I/2025. Di tengah tantangan ekonomi, ada yang mencetak pertumbuhan laba, ada pula yang masih tertekan. Dari ASII, UNTR, AUTO hingga AALI, mana emiten paling cuan di paruh pertama tahun ini?
Emiten konglomerasi PT Astra International Tbk. (ASII) telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp15,51 triliun pada semester I/2025. Angka ini turun 2,15% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp15,85 triliun. Adapun laba bersih per saham ASII tercatat sebesar Rp395, turun 4% yoy.
“Kinerja Grup pada semester pertama tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu, seiring dengan kondisi bisnis yang menantang," kata Presiden Direktur Astra International Djony Bunarto Tjondro dalam keterangan tertulis pada Rabu (30/7/2025).
Kontribusi laba terbesar ASII berasal dari segmen usaha otomotif yang mengalami penurunan 8% yoy menjadi Rp5,3 triliun. Penurunan ini mencerminkan volume penjualan yang lebih rendah di tengah pasar otomotif nasional yang lemah.
Kinerja dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi melalui PT United Tractors Tbk. (UNTR) juga mengalami tekanan, dengan laba bersih terkoreksi 15% menjadi Rp5 triliun. Sektor jasa penambangan terhambat oleh curah hujan tinggi, sementara sektor pertambangan batu bara turut terdampak oleh harga jual yang lebih rendah.
Baca Juga
Di sisi lain, beberapa segmen usaha ASII lainnya mencatatkan pertumbuhan. Laba bersih dari divisi agribisnis melalui PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) meningkat 40% menjadi Rp559 miliar. Segmen usaha jasa keuangan juga mengalami pertumbuhan laba bersih sebesar 6% menjadi Rp4,4 triliun, terutama karena peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang lebih besar.
Secara keseluruhan, ASII mencatatkan pendapatan bersih sebesar Rp162,85 triliun pada semester I/2025, naik 1,8% yoy dibandingkan Rp159,96 triliun pada paruh pertama 2024. Namun, beban pokok pendapatan juga meningkat menjadi Rp128,02 triliun, dari sebelumnya Rp124,36 triliun. Alhasil, laba bruto ASII turun menjadi Rp34,83 triliun dibandingkan Rp35,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
"Kami juga berkomitmen untuk menjaga disiplin keuangan serta keunggulan operasional, sambil terus secara seksama mencari peluang pertumbuhan jangka panjang," ujar Djony.
Sementara itu, PT United Tractors Tbk. (UNTR) mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi Rp68,5 triliun, naik 6% yoy dibandingkan Rp64,5 triliun. Namun demikian, laba bersih UNTR terkoreksi menjadi Rp8,13 triliun atau turun 15% dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Manajemen UNTR mengungkapkan bahwa pendapatan sebesar Rp26,1 triliun berasal dari segmen kontraktor penambangan, yang mengalami penurunan 7% yoy. Sementara itu, segmen mesin konstruksi tumbuh signifikan 34% menjadi Rp20,9 triliun. Segmen pertambangan batu bara termal dan metalurgi mengalami penurunan pendapatan sebesar 14% menjadi Rp13,4 triliun, sedangkan segmen pertambangan emas dan mineral lainnya naik 60% menjadi Rp7 triliun.
Untuk segmen usaha mesin konstruksi, UNTR membukukan peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 27% menjadi 2.728 unit. Segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA) mencatatkan penurunan volume pemindahan tanah sebesar 9% menjadi 533 juta bcm dan penurunan produksi batu bara klien sebesar 2% menjadi 68 juta ton. Kondisi cuaca menjadi faktor utama yang mempengaruhi kinerja sektor ini.
Adapun segmen pertambangan batu bara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung mencatatkan volume penjualan sebesar 6,6 juta ton hingga kuartal I/2025, naik 10% yoy. Pertumbuhan signifikan juga tercatat di lini pertambangan emas dan mineral lain, baik dari sisi volume maupun harga rata-rata penjualan.
PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) juga menampilkan performa solid sepanjang semester I/2025. Pendapatan AALI tumbuh 40,07% yoy menjadi Rp14,44 triliun, dari sebelumnya Rp10,31 triliun. Kenaikan tersebut didorong oleh lonjakan penjualan minyak kelapa sawit mentah dan turunannya yang naik 32,98% menjadi Rp12,81 triliun. Penjualan inti sawit dan turunannya bahkan melonjak 149,85% menjadi Rp1,60 triliun.
Meskipun beban pokok penjualan ikut naik 35,10% menjadi Rp12,19 triliun, laba bruto AALI tetap tumbuh signifikan sebesar 75,08% menjadi Rp2,24 triliun. Laba bersih AALI pun meningkat 40,13% menjadi Rp702,12 miliar. Di sisi neraca, total aset AALI tumbuh 5,94% ytd menjadi Rp30,50 triliun dengan kenaikan liabilitas 24,40% ytd dan ekuitas naik 1,49% ytd.
Dari sektor komponen otomotif, PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO) mencatat laba bersih sebesar Rp938,96 miliar pada semester I/2025, turun 7,4% yoy dari Rp1,01 triliun. Penurunan tersebut disebabkan oleh pencatatan keuntungan penjualan aset tetap pada 2024. Namun, bila faktor tersebut dikesampingkan, laba konsolidasi AUTO justru tumbuh 9,7% yoy.
AUTO mencatat pendapatan bersih sebesar Rp9,58 triliun pada semester I/2025, naik 4,2% yoy. Pendapatan dari segmen manufaktur mencapai Rp5 triliun, tumbuh 6,1%, sementara segmen perdagangan naik 2,2% menjadi Rp4,6 triliun. Pertumbuhan ini didorong oleh permintaan dari OEM, serta ekspansi ke sektor nonotomotif termasuk alat kesehatan dan perkeretaapian.
“Kinerja semester I tahun ini menunjukkan bahwa Astra Otoparts mampu menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan dengan terus berfokus pada efisiensi, inovasi, dan perluasan pasar," kata Direktur Astra Otoparts Sophie Handili dalam keterangan tertulisnya pada Selasa (29/7/2025).
AUTO juga memperkuat inisiatif kendaraan listrik melalui produksi komponen x-EV dan penyediaan mesin pengisian daya KBLBB lewat merek Altro. Astra Otopower, layanan pengisian daya milik perusahaan, telah hadir di 40 lokasi hingga akhir Juni 2025. Sophie menambahkan, “Kami akan terus memperkuat kontribusi kami melalui peningkatan kualitas, integrasi rantai pasok, pengembangan pasar ekspor, dan berusaha hadir lebih dekat dengan konsumen.”
Emiten konstruksi Grup Astra, PT Acset Indonusa Tbk. (ACST), mencatat rugi bersih sebesar Rp31,82 miliar sepanjang semester I/2025, menyusut tajam dari rugi Rp135,98 miliar pada periode sama tahun lalu.
Penurunan rugi bersih sejalan dengan kinerja pendapatan perseroan yang naik 7,68% year on year (YoY) menjadi Rp1,21 triliun. Raihan ini mayoritas berasal dari segmen konstruksi yang membukukan Rp1,12 triliun pada semester I/2025.
Di tengah kenaikan pendapatan, ACST mampu memangkas beban pokok sebesar 3,73% menjadi Rp1,11 triliun. Perbaikan ini membuat emiten konstruksi ini mencetak laba kotor senilai Rp100,08 miliar, berbalik dari rugi tahun lalu.
Meski demikian, kas setara kas perseroan terkoreksi sebesar 1,44% menjadi Rp338,18 miliar, dibandingkan Rp343,13 miliar pada semester I/2024.
Dari sisi neraca, total aset ACST tercatat sebesar Rp2,56 triliun per semester I/2025, turun 8,90% year to date (YtD). Liabilitas dipangkas 24,61 YtD menjadi Rp2,22 triliun, sementara ekuitas berbalik positif menjadi Rp335,66 miliar.
Terakhir, PT Astra Graphia Tbk. (ASGR) mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 28,20% menjadi Rp105,24 miliar, seiring dengan pertumbuhan pendapatan 18,46% menjadi Rp1,52 triliun. Kinerja positif ini didorong oleh unit usaha solusi teknologi informasi serta efisiensi operasional.
“Pengelolaan arus kas yang lebih baik juga berkontribusi pada peningkatan pendapatan lain-lain sehingga mendukung pertumbuhan laba bersih ASGR,” sebut Presiden Direktur Astra Graphia Hendrix Pramana dalam keterbukaan informasi, Selasa (29/7/2025).
Berikut kinerja laba emiten Grup Astra per Semester I/2025:
Nama Emiten | Laba/(Rugi) | Perubahan (yoy) |
ASII | Rp15,51 triliun | -2,15% |
UNTR | Rp8,1 triliun | -15% |
AUTO | Rp938,96 miliar | -16,51% |
AALI | Rp702,12 miliar | 40,13% |
ASGR | Rp105,24 miliar | 28,20% |
ACST | (Rp31,82 miliar) | - |
Berikut kinerja pendapatan emiten Grup Astra per Semester I/2025:
Nama Emiten | Pendapatan | Perubahan (yoy) |
ASII | Rp246,32 triliun | 2,24% |
UNTR | Rp68,5 triliun | 6% |
AUTO | Rp9,58 triliun | 4,2% |
AALI | Rp14,44 triliun | 40,07% |
ASGR | Rp1,52 triliun | 18,46% |
ACST | Rp1,21 triliun | 7,68% |
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.