Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksikan mengalami penguatan pada pekan ini di tengah momen perilisan kinerja keuangan kuartal I/2025. Saham TINS hingga ARTO direkomendasikan analis hari ini.
Adapun, pada pekan lalu, IHSG telah berkinerja moncer. IHSG ditutup 6.678,91 pada Jumat (25/4/2025) naik 0,99%. IHSG pun menguat 3,74% selama sepekan kemarin.
Meskipun, pasar saham Indonesia masih mencatatkan nilai jual bersih atau net sell asing sebesar Rp1,15 triliun dalam sepekan. Catatan net sell asing pekan lalu melanjutkan pekan sebelumnya sebesar Rp13,68 triliun.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Dimas Krisna Ramadhani menilai pada pekan lalu pergerakan IHSG minim sentimen. Sebab, sentimen yang muncul sifatnya masih hanya berupa perkembangan atas kebijakan perang dagang yang dilakukan Presiden AS Donald Trump.
Adapun perkembangan yang terjadi sepanjang pekan lalu sifatnya baru berada dalam tahap rencana ataupun negosiasi dan belum ada yang sifatnya kebijakan atau kesepakatan yang konkret.
Pada perdaga pekan ini, dilihat dari teknikalnya, IHSG berpeluang untuk melanjutkan penguatan ke level 6.700-6.900. Level tersebut merupakan level resistance penting seperti MA50 monthly yang berada di 6.850 dan MA200 weekly di 6.900.
Baca Juga
Namun, kenaikan yang mungkin terjadi sifatnya hanyalah mark up atau bukan menjadi tanda reversal downtrend yang sedang terjadi selama data foreign flow dan kondisi market global tidak ada perubahan yang signifikan.
Terdapat sejumlah sentimen yang memengaruhi pergerakan IHSG pekan ini. Pertama, keputusan suku bunga Bank Sentral Jepang (BOJ). Mengacu konsensus, BOJ akan menahan tingkat suku bunganya di level saat ini 0,5%.
Kekhawatiran bagi pelaku pasar adalah jika BOJ mendadak meningkatkan suku bunganya atas dasar menjaga stabilitas perekonomian negara, maka hal ini akan memicu carry trade terjadi lagi, seperti pada 5 Agustus 2024.
Saat itu, indeks saham global mengalami penurunan yang signifikan yang disebabkan carry trade karena pada saat itu keputusan BOJ untuk meningkatkan suku bunganya yang di luar ekspektasi pelaku pasar.
Sentimen kedua adalah rilisan kinerja keuangan kuartal I/2025 dari emiten. Sepanjang pekan ini sejumlah emiten diperkirakan akan menyampaikan laporan kinerja untuk kuartal I/2025 seperti PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO), PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) hingga himpunan bank milik negara (Himbara) PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), serta PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI).
Apabila pada saat penyampaian laporan kinerja dan emiten tersebut berhasil mencatatkan kinerja yang baik atau bahkan melebihi ekspektasi konsensus, maka akan menjadi katalis positif bagi saham emiten tersebut.
Ketiga, data non-farm payrolls AS per April 2025. Berdasarkan konsensusnya, diperkirakan tingkat ketenagakerjaan AS di luar sektor pertanian untuk April 2025 itu akan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
"Data ini akan berpengaruh terhadap arah kebijakan moneter yang akan dilakukan The Fed. Apabila data ketenagakerjaan kuat maka ekspektasi penurunan suku bunga akan berkurang, begitupun sebaliknya," kata Dimas dalam keterangan tertulis pada Minggu (27/4/2025).
Ia menambahkan berdasarkan analisis dari CME FedWatch Tool, probabilitas The Fed untuk memangkas suku bunganya pada 7 Mei mendatang hanya sebesar 10%. Artinya, kecil kemungkinan terjadi penurunan suku bunga pada Mei nanti.
Indo Premier Sekuritas pun merekomendasikan sejumlah saham pilihan perdagangan pada pekan ini 28 April 2025 hingga 2 Mei 2025:
PT Timah Tbk. (TINS)
- Buy TINS (current price: Rp1.135, entry: Rp1.135, target price: Rp1.225, stop loss: Rp1.090.
Saham TINS breakout dari resistance yang sudah bertahan sepanjang tahun ini. Terdapat lonjakan volume yang merupakan indikasi penguatan lanjutan serta tertopang sentimen rapat umum pemegang saham (RUPS) yang akan diadakan pada awal Mei mendatang.
PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA)
- Buy on breakout RAJA (current price: Rp2.100, entry: Rp2.130, target price: Rp2.300, stop loss: Rp2.050.
Saham RAJA ini membentuk candle marubozu yang merupakan bullish candlestick pattern dan ada lonjakan volume yang merupakan indikasi penguatan lanjutan.
Terlebih, emiten ini kembali ditutup di atas level MA200 yang merupakan level penting dalam penentuan trend yang terjadi kedepannya.
PT Bank Jago Tbk. (ARTO)
- Buy on breakout ARTO (current price: Rp1.920, entry: Rp1.950, target price: Rp2.180, stop loss: Rp1.840.
Emiten ini menarik untuk buy karena terkerek sentimen laporan kinerja kuartal I/2025 yang berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 177% secara tahunan. Terdapat lonjakan volume yang merupakan indikasi penguatan lanjutan.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.