Bisnis.com, JAKARTA – Bos Danantara Pandu Sjahrir dan Bos Grup Sinar Mas Franky O. Widjaja turut meramaikan IPO FORE, startup pemilik jaringan toko kopi Fore.
Pandu Sjahrir yang menjabat sebagai Chief Investment Officer Danantara terlihat hadir hadir dalam pencatatan perdana saham atau initial public offering (IPO) PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (FORE) hari ini, Senin (14/4/2025).
Selain Pandu, bos Grup Sinar Mas Group Franky O. Widjaja hadir dan kompak mengenakan rompi berwarna hijau tentara dengan logo Fore di dada kirinya.
Kehadiran keduanya dalam seremoni pencatatan saham perdana FORE cukup menjadi sorotan, mengingat keduanya merupakan tokoh besar di dunia bisnis serta aktif mendorong ekosistem bisnis dan investasi di Indonesia.
Artikel soal konglomerat di acara IPO Fore menjadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium edisi Senin (14/4/2025). Berikut adalah ulasannya:
1. Tarif Trump jadi Momentum, Deretan Peluang Mitra Perdagangan Global Indonesia
Pemerintah meyakini Indonesia memiliki peluang perdagangan global yang sangat luas sehingga bisa menghindari dampak serius dari tarif Trump. Apalagi kerja sama dengan Amerika Serikat (AS) tidak dominan.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), perdagangan Indonesia dengan AS hanya berkontribusi 17% dari keseluruhan. Oleh karena itu, masih ada sebesar 83% pasar global yang bisa dibuka.
Hal tersebut menjadi program prioritas pemerintah menanggapi pengenaan tarif timbal balik alias tarif resiprokal dari AS kepada Indonesia sebesar 32%.
2. Peluang Belanja Cuan dari Maraton Dividen BBNI, ITMG Cs
Ada peluang belanja cuan dari maraton dividen BBNI, ITMG ada di pekan ini karena memasuki periode cumulative dividend date atau pembelian saham agar berhak menerima dividen.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dihimpun Bisnis, Senin (14/4/2025), setidaknya terdapat 13 emiten yang memasuki periode terakhir pembelian saham pada pekan ini sehingga bisa menikmati dividen dari tahun buku pada 2024.
Ada total Rp26,67 triliun dividen yang berpeluang dikantongi investor mulai dari saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) hingga PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG).
3. Bos Danantara dan Sinar Mas Ramaikan IPO FORE, Mending Beli Sahamnya atau Kopinya?
Dikutip dari laman resminya, Fore menyajikan 23 pilihan kopi dengan rentang harga Rp19.000 per cangkir hingga Rp39.000 per cangkir. Untuk jenis americano, terdapat enam pilihan menu, kopi pilihan berasal dari beragam daerah mulai dari Aceh hingga Toraja, dan menu kopi campuran.
Dengan harga IPO saham FORE sebesar Rp188 per saham, harga sahamnya pada pukul 13.44 WIB, yakni Rp252 per saham. Artinya, 1 lot saham FORE lebih murah dari secangkir kopi americano. 1 lot saham FORE sebesar Rp18.800 sedangkan secangkir kopi americano sebesar Rp19.000.
Pada perdagangan saat ini, bila Anda membeli saham FORE, ada keuntungan yang belum terealisasi sebesar Rp6.400 dari 1 lot saham FORE.
4. Prabowo Puji Grup Salim Tak Andalkan Pasar AS, Intip Pengiriman Indomie Cs ke Afrika
Presiden Prabowo Subianto memuji Grup Salim yang tidak mengandalkan pasar Amerika Serikat (AS). Perusahaan yang dimiliki Anthoni Salim itu memasarkan produknya seperti Indomie ke Afrika.
Oleh karena itu, Prabowo meminta para pengusaha Indonesia melakukan diversifikasi pasar dan tidak terlena dengan satu negara. Jika terlaksana, mereka tidak akan khawatir jika ada negara lain yang melakukan kebijakan kurang menguntungkan bagi korporasi.
Hal tersebut menyikapi Presiden AS Donald Trump yang memberikan tarif impor kepada beberapa negara. Indonesia dikenakan beban 32% karena beberapa kebijakan yang kurang menguntungkan bagi Negeri Paman Sam.
5. Amunisi Saham BSI (BRIS) Usai Saldo Emas Melonjak
Peningkatan kinerja bisnis emas dapat menjadi katalis bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) setelah sahamnya mengalami koreksi hingga 13,55% year-to-date (YtD).
BRIS mencatat pertumbuhan kinerja bisnis emas, yang tercermin dari saldo emas di BSI Emas Digital yang tumbuh 231% secara tahunan (yea- on-year/YoY) menjadi Rp772 miliar hingga Maret 2025.
Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyebut bahwa realisasi itu selaras dengan pertumbuhan penjualan logam mulia emas yang mencapai 174,84 kilogram (kg), naik 357% secara tahunan.