Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Prajogo Pangestu hingga Aguan Huni Top Laggards, Waktunya Akumulasi?

Saham-saham milik konglomerat seperti Aguan dan Prajogo Pangestu menghuni top laggards sejak awal tahun. Waktu yang tepat untuk akumulasi?
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Selasa (18/3/2025). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham milik konglomerat seperti Prajogo Pangestu hingga Sugianto Kusuma atau Aguan tercatat menghuni jajaran top laggards sejak awal tahun atau year to date (YTD). Lalu, apakah saat ini menjadi momentum yang tepat untuk melakukan akumulasi saham-saham tersebut?

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menjelaskan sampai Januari tahun ini, saham-saham konglomerasi tersebut masih mengalami penguatan. Akan tetapi, penurunan signifikan terjadi pada awal Maret ini.

"[Penurunan] karena gagal masuk MSCI, lalu penurunan rating Indonesia juga dari berbagai instansi keuangan global," ujar Ekky, Kamis (20/3/2025).

Ekky juga menjelaskan alasan penguatan sebelumnya dari saham-saham konglomerasi tersebut karena isu masuk ke indeks MSCI. Sehingga, ketika diumumkan jika emiten-emiten tersebut tidak dipertimbangkan masuk ke indeks MSCI, sahamnya langsung mengalami penurunan signifikan.

Dia juga menjelaskan emiten-emiten Grup Barito milik Prajogo Pangestu dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) milik Aguan kenaikannya selama ini sudah tidak memandang rasio seperti Price to Earning ratio (PER) dan Price to Book Value (PBV).

"Investor beli saham ini karena spekulasi kinerja di masa depan, jadi ada story-nya," ucap Ekky.

Adapun menurutnya saat ini belum menjadi waktu yang tepat bagi investor untuk melakukan akumulasi terhadap saham-saham konglomerat tersebut. Dia menuturkan saham-saham tersebut dapat dimanfaatkan untuk trading ketika terjadi technical rebound untuk trader.

"Untuk investasi sebaiknya hindari saham-saham konglomerasi karena secara valuasi yang tinggi, dan risiko penurunan bisa lebih dalam jika tren bearish saat ini berlanjut," tuturnya.

Sebagai informasi, sampai 19 Maret 2025, sejumlah saham konglomerat masuk ke jajaran top laggards IHSG sejak awal tahun. Saham-saham tersebut adalah PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang turun 42,86% serta memberatkan IHSG 153,14 poin.

Kemudian saham PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) turun 18,33% serta memberatkan IHSG 31,43 poin, dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) turun 41,80% dan memberatkan IHSG 19,43 poin. Ketiga saham tersebut merupakan saham-saham milik Prajogo Pangestu.

Lalu saham PANI milik Aguan yang turun 42,34% dan memberatkan IHSG 28,55 poin, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) milik Djoko Susanto yang turun 23,86% serta memberatkan IHSG 26,69 poin, dan PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) milik Agoes Projosasmito yang turun 32,45% dan memberatkan IHSG 88 poin.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper