Bisnis.com, JAKARTA — PT Timah Tbk. (TINS) memastikan kinerja positif perseroan dari sisi pendapatan maupun laba untuk tahun buku 2024, setelah sempat rugi pada periode tahun sebelumnya.
Manajemen TINS membeberkan laba tahun buku 2024 yang belum diaudit mencapai sekitar Rp1,1 triliun, berbalik positif dari posisi rugi sepanjang 2023 yang minus Rp449,69 miliar.
Laporan laba belum diaudit itu disampaikan manajemen TINS saat menerangkan rencana kinerja keuangan tahun buku 2025 di Komisi VI DPR RI, Jakarta, Kamis (13/3/2025).
Direktur Operasi dan Produksi TINS Nur Adi Kuncoro mengatakan perseroannya menargetkan pertumbuhan laba stabil untuk tahun ini di kisaran Rp1,1 triliun.
Kendati demikian, proyeksi pendapatan untuk tahun 2025 diperkirakan naik 13% ke level Rp12,26 triliun, dari posisi pendapatan belum diaudit tahun ini sebesar Rp10,9 triliun.
“Diharapkan dari sisi pendapatan mengalami peningkatan di Rp12,26 triliun,” kata Kuncoro saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan komisi yang mengurusi BUMN itu, Kamis (13/3/2025).
Baca Juga
Di sisi lain, Kuncoro mengatakan, perseroannya saat ini tengah mengurus perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi atau IUP OP ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Dia membeberkan terdapat sekitar 70% dari 125 IUP yang saat ini dipegang TINS bakal berakhir tahun ini.
“Tentunya kita sudah berkoordinasi dengan Ditjen Mineral dan Batu Bara untuk penyelesaian dari perpanjangan untuk IUP tersebut,” kata dia.
Berdasarkan data pemaparan TINS, produksi bijih timah TINS untuk tahun buku 2024 mencapai 19.437 ton. Sementara itu, produksi logam timah mencapai 18.915 ton.
Selain itu, produksi tin solder dan tin chemical masing-masing sebesar 537 ton dan 7.869 ton. Di sisi lain, penjualan logam timah TINS sepanjang 2024 mencapai 17.507 ton. Adapun, penjualan tin soler dan tin chemical untuk tahun buku 2024 masing-masing sebesar 554 ton dan 6.511 ton.