Bisnis.com, JAKARTA — Emiten kontraktor batu bara portofolio Lo Kheng Hong PT ABM Investama Tbk. (ABMM) membukukan penyusutan laba bersih sepanjang 2024 menjadi US$139,36 juta atau setara Rp2,25 triliun (kurs Jisdor 31 Desember 2024 Rp16.157 per dolar AS).
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2024 yang diaudit, realisasi laba bersih itu merosot 51,78% dari capaian laba periode yang berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ABMM sepanjang 2023 yang tercatat sebesar US$289 juta atau setara Rp4,66 triliun.
Menyusutnya laba bersih ABMM sejalan dengan pendapatan perseroan yang juga melandai. Pendapatan ABMM dari kontrak dengan pelanggan tercatat sebesar US$1,20 miliar atau turun 19,62% year-on-year (YoY) dari torehan 2023 yang sebesar US$1,49 miliar.
Pendapatan ABMM ini terbagi menjadi beberapa pos, yakni pendapatan kontraktor tambang dan tambang batu bara sebesar US$893,01 juta, pendapatan jasa yang terdiri dari jasa logistik dan sewa kapal senilai US$140,01 juta, jasa divisi site services dan repabrikasi sebesar US$52,27 juta, dan sewa mesin pembangkit tenaga listrik US$920.227.
Lalu pendapatan dari pabrikasi senilai US$38,83 juta, dan pendapatan dari perdagangan bahan bakar sebesar US$75,07 juta.
Berdasarkan pelanggannya, ABMM membukukan pendapatan senilai US$259,88 juta dari PT Binuang Mitra Bersama Blok Dua atau setara dengan 21,65% dari total pendapatan. Sementara PT Borneo Indobara menyumbang US$245,90 juta atau setara 20,49% dan PT Multi Harapan Utama bekontribusi 13,53% atau setara US$162,41 juta.
Baca Juga
Pendapatan kontrak yang menurun juga membuat beban pokok pendapatan ABMM menyusut 2,91% YoY menjadi US$1,06 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$1,10 miliar.
Meski begitu, laba bruto ABMM sepanjang 2024 tercatat tergerus menjadi US$131,19 juta, dari sebelumnya US$392,04 juta. Capaian ini ambles 66,54% secara tahunan.
Alhasil, laba bersih ABMM susut menjadi US$139,36 juta atau setara Rp2,25 triliun per Desember 2024. Laba bersih ini anjlok 51,78% secara tahunan dari US$289 juta.
Hingga akhir Desember 2024, ABMM mencatatkan total aset sebesar US$2,09 miliar, turun dari sebelumnya US$2,15 miliar di akhir 2023.
Total liabilitas ABMM juga turun menjadi US$1,24 miliar di akhir Desember 2024, dari sebelumnya US$1,39 miliar di akhir 2023.
Sementara itu, Ekuitas neto ABMM terpantau meningkat menjadi US$847,25 juta per Desember 2024, dari sebelumnya US$758,92 juta di akhir tahun penuh 2023.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, investor kawakan Lo Kheng Hong bergerak cepat dengan memperbesar kepemilikan saham ABMM pada sesi perdagangan perdana Maret 2025.
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) melaporkan Lo Kheng Hong memborong 93.800 lembar saham ABMM pada Senin (3/3/2025). Setelah transaksi, jumlah yang dipegang bertambah menjadi 150,52 juta lembar atau setara dengan 5,47%.
Sebelumnya, Lo Kheng Hong juga gencar berbelanja saham ABMM sejak Februari 2025. KSEI mencatat Lo Kheng Hong memborong saham ABMM pada 6 Februari 2025 hingga 11 Februari 2025. Total lembar yang dibeli sebanyak 511.300 sepanjang periode tersebut.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.