Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Sukuk Tabungan seri ST014 Diproyeksi Tembus Rp20 Triliun

Penerbitan Sukuk Tabungan (ST) seri ST014 diproyeksi menghadapi sejumlah tantangan.
Nasabah membeli Sukuk Tabungan Seri ST007 melalui website BNI Syariah di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah membeli Sukuk Tabungan Seri ST007 melalui website BNI Syariah di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Penjualan Sukuk Tabungan (ST) seri ST014 sudah mencapai Rp4,55 triliun dan diperkirakan dapat mencapai Rp25 triliun pada akhir masa penawaran.

Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenkeu) RI meluncurkan ST014 dalam dua seri, yaitu ST014T2 tenor 2 tahun dengan kupon 6,5% dan Green Sukuk ST014T4 tenor 4 tahun memiliki kupon 6,6% per tahun. 

Masa penawaran ST014 berlangsung sejak 7 Maret 2025 hingga 16 April 2025, yang bertepatan dengan Ramadan dan Lebaran 2025.

Mengacu data salah satu mitra distribusi PT Bibit Tumbuh Bersama (Bibit) pada Rabu (12/3/2025) pukul 11.00 WIB atau penawaran hari keenam, terpantau investor telah memborong ST014 sebanyak Rp4,55 triliun dari kedua seri tersebut. Kuota awal kedua seri ST014 sebesar Rp15 triliun.

Ditilik secara terperinci, ST014T2 telah terjual sekitar Rp3,64 triliun atau 33,2% dari kuota penawaran sebesar Rp11 triliun. Alhasil, kuota pembelian ST014T2 masih tersisa Rp7,35 triliun atau 66,8%. 

Berikutnya, ST014T4 telah terjual sekitar Rp916 miliar atau 22,9% dari kuota awal sebesar Rp4 triliun. Artinya, kuota pembelian ST014T4 masih tersisa Rp3,08 triliun atau masih 77,1%.

Head of Fixed Income at PT Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto memproyeksikan minat masyarakat masih akan cukup tinggi terhadap ST014 yang menawarkan kupon relatif tinggi dibandingkan dengan 3-5 tahun terakhir.

"Saya proyeksi Rp20 triliun masih bisa masuk. Walaupun kemarin [0RI027] kenyataannya terjual sampai Rp37 triliun dengan upsize. Namun kalau ST ini karena non-tradable biasanya lebih sedikit," ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Terpisah, Kepala Divisi Riset Pefindo Suhindarto mengatakan bahwa tantangan atau sentimen negatif datang dari global yang bisa membawa yield bergerak fluktuatif. Selain itu, potensi kenaikan inflasi selama Ramadan juga disebut berpotensi mengerek yield SBN.

"Sentimen negatif dari eksternal, bisa membawa yield lebih fluktuatif, sehingga kupon ST014 bisa saja lebih rendah daripada market yield," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.

Selain itu, dia mengungkap bahwa masyarakat juga diprediksi akan lebih banyak mengalokasikan uangnya untuk belanja konsumsi sehingga porsi yang dibelanjakan untuk investasi tidak akan banyak perubahan atau bahkan berpotensi lebih rendah.

Senada dengan itu, Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi mengatakan bahwa kondisi ketidakpastian ekonomi global dan likuiditas yang ketat dapat menjadi tantangan dalam penerbitan ST014.

"Penurunan yield benchmark yang dapat mempengaruhi daya tarik kupon bagi investor dapat menjadi tantangan," ujarnya.

Meski banyak tantangan, dia menjelaskan bahwa masih terdapat katalis untuk penerbitan ST014 yakni momen penawaran yang bertepatan dengan Ramadan.

"Menjelang pembagian Tunjangan Hari Raya [THR] yang secara historis meningkatkan likuiditas dan minat investasi masyarakat," ucapnya.

Selain itu, menurutnya reputasi Sukuk Tabungan (ST) sebagai instrumen investasi syariah yang aman dan diminati turut menjadi faktor pendorong.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI akan menawarkan SBN ritel kedua pada 2025, yakni Sukuk Tabungan (ST) seri ST014, pada 7 Maret 2025 hingga 16 April 2025 yang bertepatan dengan bulan Ramadan.

Melihat penawaran SBN ritel sebelumnya, ORI027 berhasil mencetak rekor penjualan yang menembus Rp37,36 triliun terhitung hingga ditutupnya penawaran pada 20 Februari 2025.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper