Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Loyo ke Rp16.367 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.367 per dolar AS pada perdagangan awal pekan ini, Senin (10/3/2025).
Karyawan menata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Kamis (21/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan menata uang rupiah di salah satu bank di Jakarta, Kamis (21/11/2024)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp16.367 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan awal pekan ini, Senin (10/3/2025).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,44% atau 72,5 poin ke level Rp16.367 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,15% ke posisi 103,99.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Dolar Singapura misalnya melemah 0,12%, dolar Taiwan melemah 0,26%, won Korea Selatan melemah 0,42%, serta peso Filipina melemah 0,41%.

Mata uang Asia lainnya yang melemah yakni yuan China melemah 0,27%, rupee India melemah 0,43%, serta baht Thailand melemah 0,26%.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mengatakan terdapat sejumlah sentimen yang menyertai gerak rupiah pada perdagangan hari ini. Dari luar negeri, investor berhati-hati di tengah kekhawatiran kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump pekan lalu. 

Trump meningkatkan ketegangan perdagangan dengan mengenakan tarif 25% pada barang-barang Kanada dan Meksiko, dan meningkatkan pungutan pada produk-produk China hingga 20%.

Namun, Trump kemudian melunakkan pendiriannya, dengan menunda tarif selama empat pekan pada sebagian besar barang-barang Meksiko dan Kanada. Di sisi lain, Trump tetap teguh pada pendiriannya terhadap China.

Kemudian, tekanan deflasi China meningkat pada periode Februari 2025, karena harga konsumen dan produsen turun lebih dari yang diantisipasi di tengah belanja konsumen yang lemah. Indeks harga konsumen (CPI) berkontraksi sebesar 0,7% secara tahunan menandai penurunan pertama dalam 13 bulan serta melampaui ekspektasi ekonom sebesar 0,4%.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2025 sebesar US$154,5 miliar, turun bila dibandingkan posisi pada akhir Januari 2025 yang mencapai US$156,1 miliar.

Menurunnya cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah. Selain itu, Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah sebagai respons BI dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global yang tetap tinggi.

Untuk perdagangan esok hari, Selasa (11/3/2025), mata uang rupiah diproyeksikan fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.350 - Rp16.430 per dolar AS.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper