Bisnis.com, JAKARTA — JP Morgan membarui sejumlah proyeksi terhadap prospek kinerja salah satu emiten big banks yakni PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) usai membukukan catatan ciamik dari sisi keuangan pada kuartal I/2025.
Dalam laporan yang dirilis via Bloomberg, Selasa (29/4/2025) malam, Harsh Wardhan Modi dan tim analis JP Morgan lainnya, memerinci sejumlah perubahan pada estimasi kinerja bank swasta terbesar di Indonesia tersebut. Salah satunya terkait dengan estimasi laba per saham (earnings per share/EPS).
“Kami meningkatkan estimasi EPS 2025 sebesar 1%, sedangkan mengurangi estimasi 2026 dan 2027 masing-masing sebesar 1%,” jelas Modi cs, dalam laporan tersebut.
JP Morgan juga menegaskan prakiraan return on equity atau ROE yakni sebesar 20,0% pada 2025, 19,7% pada 2026, dan 20,1% pada 2027. ROE merupakan indikator kinerja perusahaan yang membandingkan laba bersih dan total modal sehingga mencerminkan imbal hasil yang dicetak perusahaan bagi pemegang saham.
Selain itu, perbankan investasi asal Amerika Serikat itu juga mempertahankan proyeksi harga saham dan rekomendasi untuk saham BBCA.
“Kami mempertahankan PT [target harga] yang berasal dari DDM (digulirkan ke Juni 2026) tidak berubah pada Rp8.000. Kami tetap Netral terhadap BCA.”
Adapun, Modi dkk. menegaskan bahwa sederet revisi dan catatan penegasan merupakan respons terhadap kinerja BBCA pada kuartal I/2025.
“Kami membarui model kami mengikuti hasil kuartal I/2025,” tulisnya.
Dalam catatan Bisnis, BCA menjadi big banks dengan nilai dan pertumbuhan laba bersih terbesar pada kuartal I/2025. Emiten bank swasta ini mengungguli big banks lainnya yang notabene merupakan bank pelat merah alias BUMN yakni BBRI, BMRI, dan BBNI.
Pada triwulan perdana tahun ini, BCA dan entitas anak membukukan laba bersih senilai Rp14,1 triliun. Raihan tersebut tumbuh 9,8% secara tahunan (year-on-year/YoY).
Dalam paparan kinerja pada Rabu (23/4/2025), Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyampaikan kinerja tersebut didorong oleh pertumbuhan kredit sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.
"Momentum ramadan dan Idulfitri berdampak positif ke kinerja kredit BCA. Pelaksanaan BCA Expoversary 2025 turut menopang pertumbuhan kredit perusahaan. Seiring tingginya antusiasme masyarakat pada BCA Expoversary 2025, kami memperpanjang pelaksanaan event ini hingga 30 April 2025," ujarnya.
Pada kuartal I/2025, BBCA membukukan pertumbuhan kredit sebesar 12,6% YoY menjadi senilai Rp941 triliun. Kenaikan tersebut didukung pendanaan berkelanjutan dengan pertumbuhan CASA sebesar 8,3% YoY menjadi Rp979 triliun. Total DPK BCA tercatat naik 6,5% YoY mencapai Rp1.193 triliun.
Dari segi penerimaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7,1% YoY menjadi Rp21,1 triliun. Pendapatan selain bunga naik 8,1% YoY mencapai Rp6,8 triliun, sehingga total pendapatan operasional Rp27,9 triliun tumbuh 7,4% YoY.
Rasio biaya terhadap pendapatan atau cost to income ratio (CIR) BCA berada pada level 28,5% dengan rasio loan at risk (LAR) dan NPL berada pada level terjaga, masing-masing 6% dan 2%.
Rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5% dan 66,5%. (Annisa Sulistyo Rini)
--------------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.