Bisnis.com, JAKARTA – PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) bakal memperkuat efisiensi produksi di tengah malaise industri semen nasional pada 2025.
Indikasi malaise atau kelesuan industri semen tecermin dari laporan volume produksi semen domestik yang hanya mencapai 4,9 juta ton pada Januari 2025. Jumlah itu turun sebesar 5% secara tahunan (year on year/YoY) dan merosot 13% secara bulanan.
INTP sendiri mencatatkan penurunan volume penjualan semen sebesar 1,1% YoY. Berdasarkan segmentasi produk, volume penjualan semen kantong INTP turun 0,1% YoY, sedangkan semen curah mengalami penurunan lebih dalam yakni 3,7% YoY.
Meski demikian, Stockbit mencatat pangsa pasar emiten yang melantai sejak Desember 1989 ini meningkat ke level 31% dari posisi Januari 2024 yang berada di angka 29,8%.
Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya menyatakan bahwa 2025 menjadi warsa yang cukup menantang bagi pabrikan semen di Indonesia.
Pasalnya, industri semen nasional masih mengalami oversupply ditambah dengan adanya langkah efisiensi anggaran infrastruktur yang ditempuh pemerintah.
Baca Juga
Efisiensi anggaran infrastruktur tecermin dari pagu indikatif Kementerian Pekerjaan Umum (PU) pada 2025 yang ditetapkan menjadi Rp50,48 triliun. Jika dibandingkan pagu awal yang mencapai Rp110,95 triliun, jumlah ini susut Rp60,47 triliun.
Namun, Indocement tetap optimistis karena beberapa proyek infrastruktur masih berlanjut, seperti LRT, MRT, Jalan Tol Harbour Road, serta program pembangunan tiga juta, perbaikan sekolah, dan diskon PPN properti yang masih tersedia.
“Kami juga berharap adanya dampak dari penurunan suku bunga dapat menggerakkan sektor properti dan meningkatkan daya beli masyarakat,” tutur Christian kepada Bisnis, Minggu (23/2/2025).
Pada 2025, Indocement memproyeksikan pertumbuhan konsumsi semen domestik berada di kisaran 1%–3%. Perseroan pun berharap dapat tumbuh sejalan dengan estimasi tersebut, meskipun tantangan di industri semen Indonesia masih cukup besar.
Christian menyatakan bahwa untuk menghadapi tantangan di industri semen nasional pada tahun ini, INTP akan terus menjalankan strategi efisiensi dengan mengoperasikan pabrik-pabrik hemat biaya, baik dari segi produksi maupun logistik.
“Dengan demikian, produk-produk Indocement bisa terus menjadi produk yang kompetitif, terjamin ketersediaannya, dan dengan kualitas yang selalu kokoh dan terpercaya,” ucapnya.
Dia juga menyatakan kinerja INTP masih akan didominasi penjualan domestik karena volume ekspor semen masih minim. Hingga kuartal III/2024, ekspor semen INTP tercatat 189.000 ton, dan tren tahun ini diperkirakan tidak akan berbeda jauh.
_____________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.