Bisnis.com, JAKARTA – Emiten properti PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales senilai Rp1,9 triliun per 2024. Realisasi itu melesat 60% dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp1,2 triliun.
Direktur Utama Agung Podomoro Land Bacelius Ruru mengatakan perseroan sambil membangun proyek baru juga menjual aset strategis di sepanjang tahun lalu.
"Contohnya dalam penjualan saham Central Park Mall dan Neo Soho kepada Hankyu Hanshin Jepang, penjualan aset tanah di Karawang kepada investor China serta penjualan hotel pullman kepada investor domestik terpercaya," kata Bacelius dalam wawancara terbatas, Rabu (19/2/2025).
Adapun, emiten berkode saham APLN ini bukannya tanpa alasan melepas sederet aset strategisnya. Alih-alih karena boncos, aksi divestasi justru diklaim menjadi jurus perusahaan untuk memperkuat fundamental.
Terbaru, emiten yang melantai di bursa sejak November 2010 ini melepas Hotel Pullman Vimala Hills Resort di Ciawi, Bogor, Jawa Barat, pada akhir tahun lalu.
Jika ditarik lebih jauh, perseroan melalui anak usahanya PT Tiara Metropolitan Indah juga telah menjual aset Mal Neo Soho kepada PT NSM Assets Indonesia dengan mahar mencapai Rp1,44 triliun. Transaksi ini terjadi medio September 2023.
Baca Juga
Bacelius Ruru menegaskan sebagai perusahaan properti, salah satu obyektif APLN adalah menciptakan nilai atas aset-aset yang dibangun. Jika nilai atau value meningkat, perseroan tidak segan melakukan penjualan yang hasilnya bakal digunakan untuk modal memulai proyek baru.
“Inilah yang sebenarnya kami lakukan sejak tahun 2017 dengan menjual beberapa aset baik mal, hotel maupun tanah,” ujarnya.
Selama periode 2017 – 2024, total terdapat 7 aset hotel, mal, dan tanah yang telah dijual APLN dengan nilai sekitar Rp14 triliun. Sebagian besar hasil penjualan digunakan untuk membiayai proyek ataupun membayar kewajiban utang.
Bacelius Ruru atau biasa disapa Lius menuturkan, proyek yang dibangun APLN antara lain Podomoro Park (Bandung), Parkland Podomoro (Karawang), hingga Bukit Podomoro Jakarta. Adapun, kewajiban yang dilunasi sekitar Rp4 triliun.
Dia menyatakan strategi penjualan tidak membuat aset APLN turun signifikan. Sebagai gambaran, total aset perusahaan tercatat Rp28,79 triliun pada 2017. Namun, hingga kuartal III/2024, total aset perusahaan masih mencapai Rp27,14 triliun.
“Justru selama 2017 hingga kuartal III/2024, kami bisa memangkas liabilitas atau utang perusahaan sebesar Rp3,38 triliun menjadi Rp13,91 triliun,” ucapnya.
Di samping itu, Lius menambahkan bahwa ekuitas perseroan juga meningkat dari posisi Rp11,49 triliun pada 2017 menjadi Rp13,23 triliun. Posisi itu lantas membuat gearing ratio APLN menyusut dari level 0,8 menjadi 0,5 pada 2024.
Selain memperkuat fundamental, dia menyatakan penjualan aset digunakan secara signifikan untuk mengurangi jumlah utang, termasuk melunasi seluruh utang dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Dengan demikian, perusahaan tidak lagi menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar rupiah.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.