Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Awal Pekan Dibuka Menguat 0,49% ke Level 6.671,02

IHSG dibuka menguat 0,49% ke level 6.671,02 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (17/2/2025).
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Investor mengamati pergerakan harga saham di Jakarta, Kamis (25/7/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,49% ke level 6.671,02 pada perdagangan awal pekan hari ini, Senin (17/2/2025).

Data RTI Business pukul 09.01 WIB menunjukkan, IHSG menguat 0,49% atau 32,56 poin ke level 6.671,02 pada awal sesi perdagangan. Rentang pergerakan IHSG berada di antara 6.658 hingga 6.672.

Total perdagangan saham mencapai 248,62 juta lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp216,02 miliar dan frekuensi sebanyak 22.439 kali. Tercatat 185 saham menguat, 82 saham melemah, dan 252 saham stagnan. Kapitalisasi pasar atau market cap Bursa tercatat mencapai Rp11.485 triliun.

Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan memperkirakan IHSG akan cenderung mengakhiri fase konsolidasi pada support area 6.550-6.750 dengan menguji 6.700-6.750 pada perdagangan hari ini.

"Secara teknikal, Stochastic RSI mulai bergerak naik dari oversold area bersamaan dengan penyempitan negative slope pada MACD," katanya dalam riset, Senin (17/2/2025).

Dia menjelaskan bahwa sentimen utama berasal dari penundaan pengumuman reciprocal tarrifs oleh pemerintah AS setelah Presiden AS Donald Trump memerintahkan review terhadap kebijakan tersebut.

Lebih lanjut, dia mengungkap faktor lainnya adalah perlambatan pertumbuhan penjualan ritel ke 4,2% year on year (yoy) pada Januari 2025 dari 4,36% yoy pada Desember 2024. Saat ini nampaknya kabar buruk pada data ekonomi merupakan kabar baik terhadap peluang pemangkasan suku bunga acuan The Fed yang lebih agresif pada 2025.

Sementara itu dari data ekonomi, nilai ekspor diperkirakan tumbuh 6,99% yoy pada Januari 2025 dibandingkan 4,78% yoy pada Desember 2024. Perbaikan kinerja ekspor pada Januari 2024 tersebut cenderung melanjutkan tren positif sejak kuartal IV/2024.

Adapun di sisi lain, dia menjelaskan bahwa nilai impor juga tumbuh 9,95% yoy pada Januari 2025 dibanding 11,07% yoy pada Desember 2024.

Kemudian dari eksternal, dia menjelaskan bahwa pasar akan mencermati serangkaian pidato dari petinggi The Fed, di antaranya Harker dari Philadelphia, serta perwakilan Dewan Gubernur, Bowman dan Waller pada awal pekan ini.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper