Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,75% atau 116,15 poin ke level 6.531,99 pada perdagangan Selasa (11/2/2025). Saham CUAN, BMRI, hingga ISAT ditutup anjlok sore ini.
Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 171 saham menguat, 424 saham melemah, dan 198 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.500,46 hingga 6.658,23. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp11.213,99 triliun.
Saham milik Prajogo Pangestu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) menjadi salah satu saham dengan nilai transaksi tertinggi pada perdagangan hari ini, yaitu Rp881,4 miliar. Saham CUAN ditutup anjlok 2,4% ke level Rp4.880 per saham.
Selanjutnya yaitu saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dengan nilai transaksi Rp1,5 triliun, yang merupakan saham dengan nilai transaksi tertinggi hari ini. Saham BMRI ditutup pada level Rp4.880 per saham, setelah melemah 2,40% sepanjang perdagangan hari ini.
Kemudian saham PT Indosat Tbk. (ISAT) juga tercatat melemah hari ini hingga 15,36% ke level Rp1.625 per saham. Saham ISAT ditransaksikan dengan nilai Rp215,3 miliar.
Saham-saham lain yang juga melemah adalah saham GOTO turun 1,22% ke level Rp81, saham CUAN ambrol 19,01% ke level Rp7.350, dan saham BBCA melemah 0,82% ke level Rp9.075 per saham.
Baca Juga
Sebelumnya, Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menjelaskan rencana pengumuman paket tarif impor tahap 2 oleh Pemerintah AS memicu kekhawatiran lonjakan inflasi dan dampaknya terhadap arah kebijakan moneter the Fed.
Menurut Valdy, kondisi ini berdampak negatif terhadap pergerakan harga saham-saham rate-sensitive, khususnya bank-bank berkapitalisasi besar di Senin (10/2/2025). Valdy juga memperkirakan kondisi ini berlanjut sampai dengan Selasa (11/2/2025).
Data domestik, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2025 diharapkan mampu meredam tekanan jual di Selasa (11/2/2025). IKK Januari 2025 diyakini tidak bergerak jauh dari posisi Desember 2024 yaitu 127,7, bahkan berpeluang sedikit lebih tinggi.
Kondisi ini diharapkan dapat membangun kembali optimisme terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I/2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.