Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.438,27 pada perdagangan hari ini, Kamis (17/4/2025). Sejumlah saham seperti MDKA, FORE hingga AMMN terpantau melesat sore ini.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan sebesar 0,60% atau 38,22 poin ke level 6.438,27. IHSG dibuka di level 6.407,02 pada perdagangan hari ini.
IHSG berada di level terendah 6.384,28 dan mencatatkan level tertinggi sepanjang perdagangan hari ini saat penutupan 6.438,27.
IHSG ditutup dengan nilai transaksi yang diperdagangkan mencapai Rp9,72 triliun, volume transaksi 15,25 miliar lembar, dan frekuensi transaksi 1,14 juta kali. Adapun, market cap pasar modal Indonesia mencapai Rp11.120 triliun.
Pada perdagangan hari ini, sebanyak 344 saham menguat, 279 saham melemah, dan 336 saham tak beranjak atau stagnan.
Deretan saham dengan nilai transaksi tinggi mencatatkan penguatan harga pada perdagangan hari ini. Saham bank jumbo PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya menguat 0,29%.
Baca Juga
Saham lainnya dengan nilai transaksi tinggi juga mengalami kinclong, seperti saham MDKA yang naik 16,25%. Saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk. (FORE) yang baru melantai di Bursa pun menguat 4,59%.
Lalu, saham PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) menguat 2,82% dan saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) menguat 5,76%.
Pada perdagangan hari ini, terdapat sejumlah saham yang paling kinclong atau top gainers. Saham PT Centratama Telekomunikasi Indonesia Tbk. (CENT) naik 34,83%, PT Wahana Inti Makmur Tbk. (NASI) naik 34,43%, dan PT Fortune Mate Indonesia Tbk. (FMII) naik 24,83%.
Terdapat pula deretan saham yang mencatatkan kinerja paling jeblok atau top losers. Harga saham PT Lion Metal Works. (LION) turun 12,97%, PT Global Sukses Digital Tbk. (DOSS) turun 11,95%, serta PT Newport Marine Services Tbk. (BOAT) turun 10,32%.
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu (16/4/2025), IHSG membukukan penurunan sebesar 0,65% atau 41,62 poin ke posisi 6.400.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan pada perdagangan hari ini pasar masih meragukan konsistensi keputusan pemerintah AS dalam menunda implementasi reciprocal tariffs selama 90 hari dan pengecualian produk-produk elektronik dari kebijakan tarif tersebut.
"Pasar khawatir terdapat perubahan kebijakan atau kebijakan tarif baru pada akhir pekan ini. Pasalnya, China masih belum membuka peluang negosiasi dengan AS, meski berbagai upaya untuk menekan China telah dilakukan oleh AS," ujarnya.
Adapun terkait hal tersebut, tim negosiasi Indonesia yang dipimpin oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dikabarkan masih melakukan proses negosiasi dengan pemerintah AS.
Valdy menjelaskan bahwa Wall Street tertekan oleh pandangan Kepala The Fed, Jerome Powell terkait outlook inflasi.
Powell menyatakan kebijakan tarif dari pemerintah AS meningkatkan risiko kenaikan inflasi. Kondisi ini mempersempit ruang pemangkasan suku bunga acuan The Fed.
Sebagai informasi, AS berencana kembali menaikan tarif impor menjadi 245% untuk produk asal China. Meski demikian, China masih belum membuka peluang negosiasi dengan AS.
Sementara itu, pasar dalam negeri saat ini masih mengharapkan kabar positif dari upaya negosiasi pemerintah RI dengan AS.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.