Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguji support ke level 6.698 di tengah kondisi pasar global yang kembali melemah.
Riset BRI Danareksa Sekuritas memperkirakan indeks komposit mulai menguji level support di area 6.698 pada Senin (10/2/2025). Dalam jangka pendek, IHSG dinilai berpotensi mengalami rebound dengan level resisten 6.830.
“Waspadai potensi penurunan lebih dalam jika IHSG ditutup di bawah support 6.698,” tulis publikasi riset harian BRI Danareksa Sekuritas, Senin (10/2/2025).
Sementara itu, pada perdagangan sebelumnya, bursa saham Wall Street kembali ditutup melemah. Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 0,99% ke level 44.303,40 dan Indeks S&P 500 juga melemah 0,95% ke level 6.025,9. Nasdaq tercatat mengalami penurunan terbesar yakni 1,36% menuju level 19.523,40.
Dalam kondisi pasar yang masih volatil, saham pilihan yang direkomendasikan BRI Danareksa adalah ESSA dengan target harga di rentang Rp905 – Rp975 per saham. Rekomendasi beli juga diberikan kepada PWON dengan target Rp406 – Rp430.
Di sisi lain, riset harian Pilarmas Investindo Sekuritas menyoroti situasi eksternal saat ini semakin kompleks dengan rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan penurunan signifikan.
“Namun, terdapat sedikit optimisme dengan peningkatan US Change in Manufacture dari -12.000 menjadi 3.000, menunjukkan bahwa meskipun ketenagakerjaan melambat, masih ada stabilitas di sektor tertentu,” tulis riset Pilarmas.
Selain tekanan ekonomi global, kebijakan perdagangan Presiden AS Donald Trump kembali memicu volatilitas. Setelah sebelumnya menerapkan kebijakan terhadap Kanada, Meksiko, dan China, kini Trump berencana memberlakukan tarif resiprokal.
Kebijakan ini memungkinkan negara-negara menerapkan tarif impor yang sama terhadap satu sama lain bertujuan menciptakan perdagangan lebih adil dan seimbang
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memandang kebijakan ekonomi Donald Trump berpotensi meningkatkan inflasi di AS dan menciptakan ketidakpastian global, termasuk dampaknya terhadap aliran modal ke negara berkembang seperti Indonesia.
Pilarmas Investindo menyatakan bahwa diperlukan langkah-langkah untuk melindungi perekonomian Indonesia dari dampak ketidakpastian global, sekaligus menjaga stimulus terhadap permintaan domestik.
Sementara itu, berdasarkan analisa teknikal, Pilarmas memandang IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan resistance di kisaran 6.630 - 6.950.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,40% atau 94,43 poin ke level 6.648,14 pada perdagangan Senin (10/2/2025). Saham BREN, BMRI, hingga TLKM ditutup anjlok sore ini.
Berdasarkan data RTI Infokom, sebanyak 194 saham menguat, 407 saham melemah, dan 193 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.585,98-6.742,61. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp11.482,67 triliun.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG anjlok 1,66% menjadi 6.630 pada akhir perdagangan sesi I.
Sebanyak 195 saham menguat, 398 saham melemah, dan 315 saham diperdagangkan stagnan siang ini. Pelemahan indeks tertekan oleh saham big caps yang berguguran seperti BREN yang ambrol 13,17% menjadi Rp6.100, BBCA turun 2,14% menjadi Rp9.150, dan CUAN yang ambles 19,87% menjadi Rp9.075.
Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.00, IHSG dibuka melemah 0,52% menjadi 6.707 sesaat setelah perdagangan dibuka pada Senin (10/2/2025).
Sebanyak 191 saham menguat, 417 saham melemah, dan 299 saham diperdagangkan stagnan pagi ini. Saham BREN membebani IHSg dengan penurunan sebesar 19,94% menjadi Rp7.025 dan saham TPIA anjlok 19,44% menjadi Rp6.525.