Bisnis.com, JAKARTA - Harga Bitcoin merosot karena momok perang dagang global membuat investor gelisah dan mendorong mereka keluar dari aset berisiko.
Mengutip Reuters pada Senin (3/2/2025), harga Bitcoin terpantau turun lebih dari 4% pada perdagangan Senin pagi Asia, menyentuh level terendah tiga minggu pada level US$96,606.
Sementara itu, aset kripto lain seperti Ether anjlok sekitar 12% dan kembali ke level yang terakhir terlihat pada awal November 2024.
Selama akhir pekan, Presiden AS Donald Trump memberlakukan tarif sebesar 25% pada impor Meksiko dan sebagian besar Kanada, dan 10% pada barang-barang dari China, mulai Selasa (4/2/2025) mendatang.
Adapun, mata uang kripto diperdagangkan sepanjang waktu, termasuk pada akhir pekan, dan akhir-akhir ini sensitif terhadap sentimen pasar yang lebih luas. Investor berpendapat tarif dapat merugikan pertumbuhan dan pendapatan perusahaan.
“Kripto benar-benar satu-satunya cara untuk mengungkapkan risiko selama akhir pekan, dan dalam berita seperti ini, kripto menggunakan proksi risiko,” kata Chris Weston, kepala penelitian di Pepperstone.
Baca Juga
Pada saat yang sama, ada tekanan tambahan pada kripto setelah reli yang kuat setelah terpilihnya Trump, karena beberapa investor merasa kecewa dengan kurangnya tindakan segera untuk meningkatkan kripto atau melonggarkan peraturan sejak Trump menjabat.
Sementara itu, dikutip dari Bloomberg, penurunan harga Bitcoin memberikan indikasi yang jelas bahwa tarif yang diumumkan oleh Trump akan mengguncang pasar keuangan pada hari ini.
“Perang tarif Trump berdampak pada seluruh pasar,” kata Caroline Bowler, CEO BTC Markets. “Kekhawatiran tentang perang dagang dan stagflasi, yang memicu resesi, menyebar ke seluruh altcoin dan Bitcoin.”
Adapun, harga Bitcoin melonjak selama beberapa bulan terakhir karena para penggemar kripto bersiap menghadapi lingkungan peraturan yang ramah di bawah Trump. Presiden AS itu bahkan juga membahas kemungkinan pembuatan cadangan Bitcoin nasional.
