Bisnis.com, JAKARTA – Permintaan kopi mengalami penurunan secara drastis bahkan mencapai titik terendah di pasar utama seperti Vietnam dan Indonesia. Sempat mengalami lonjakan lebih dari 90% pada 2024.
Dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/1/2025) sejak harga kopi melesat naik imbas penurunan pasokan, industri kopi di berbagai negara maju di Eropa dan Amerika Serikat mulai mengalami penurunan permintaan. Alhasil, negara-negara berkembang menjadi pangsa pasar alternatif.
Tanda pemulihan harga belum terlihat, kini konsumsi kopi di wilayah alternatif seperti Vietnam dan Indonesia itu pun mulai turun. Industri kopi di Vietnam menyebut konsumen ragu untuk memesan dengan jumlah besar imbas harga yang tinggi.
Sementara itu, beberapa pemanggang kopi di Indonesia mulai beralih menggunakan biji kopi kualitas lebih rendah untuk menekan biaya. Pengiriman kopi dari Brasil ke China juga mengalami penurunan.
Kepala Riset dan Analisis Sucres et Denrees SA, Keith Flury mengatakan pihaknya melihat penurunan permintaan akan terjadi di negara-negara pendapatan rendah.
“Negara-negara dengan pendapatan rendah mungkin akan terpengaruh oleh harga kopi yang tinggi, dan kita harus bertanya-tanya bagaimana ini akan memengaruhi permintaan,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg, Kamis (30/1/2025).
Baca Juga
Untuk diketahui, harga kopi pada varietas arabika yang digunakan untuk campuran premium, telah meningkat 94% dalam setahun terakhir, mencapai rekor tertinggi baru. Kondisi ini dipicu cuaca buruk di Brasil dan Vietnam yang merusak panen serta menambah kekhawatiran akan defisit global.
Sebagaimana diketahui, harga kakao untuk kontrak Maret 2025 di pasar berjangka Intercontinental Exchange (ICE) menembus US$11.671 per ton. Jauh terpaut dari harga terendah dalam 5 tahun pada April 2023 di level US$2.656 per ton.
Sementara itu, harga kopi dibanderol di US$321,5 per karung, melesat 114,76% dibandingkan dengan posisi pada Januari 2023 di US$149,70 per karung.
Kondisi ini membuat perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir yang meningkatkan konsumsi kopi di negara-negara produsen kopi. Menurut data Organisasi Kopi Internasional, sepertiga dari produksi kopi dunia dikonsumsi di negara-negara penghasil, dan angka ini terus meningkat, menurut data Organisasi Kopi Internasional.
Namun, kekhawatiran kini muncul terkait dengan penurunan permintaan di negara-negara alternatif tersebut. Presiden Asosiasi Industri Kopi Brasil (Abic), Pavel Cardoso mengatakan bahwa konsumen mungkin akan lebih berhati-hati dalam membeli kopi.
Meski kebiasaan menyeduh kopi di rumah di Brasil tetap akan berlangsung, Cardoso memperkirakan konsumen akan mengurangi jumlah kopi yang mereka seduh setiap hari untuk menghemat pengeluaran.