Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Catat Transaksi Crossing Saham Indoritel (DNET) Grup Salim Rp819 Miliar Hari Ini

Berdasarkan data BEI, terjadi transaksi saham DNET di pasar non-reguler sebanyak 90.000.000 atau 90 juta saham lewat 1 kali transaksi senilai Rp819 miliar.
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar pergerakan saham di gedung PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/10/2024). /JIBI/Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) masuk dalam jajaran saham dengan nilai perdagangan terbesar pada Kamis (23/1/2025) setelah terjadi transaksi crossing di pasar negosiasi. 

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, terjadi transaksi saham DNET di pasar non-reguler sebanyak 90.000.000 atau 90 juta saham lewat 1 kali transaksi senilai Rp819 miliar. Dengan demikian, saham DNET ditransaksikan seharga Rp9.100 per saham. 

Transaksi saham emiten Grup Salim itu di pasar negosiasi itu jauh lebih besar dibandingkan dengan transaksi di pasar reguler. Data BEI menunjukkan saham DNET ditransaksikan sebanyak 20.000 saham dengan frekuensi 21 kali senilai total Rp182,17 juta pada hari ini. 

Di lantai bursa, saham DNET ditutup turun 25 poin atau 0,27% ke level Rp9.150 pada perdagangan Kamis (23/1/2025). 

Merujuk laporan Biro Administrasi Efek PT Raya Saham Registra, jumlah saham DNET per 31 Desember 2024 mencapai 14.184.000.000 saham. Adapun, komposisi pemegang saham Indoritel terdiri atas Hannawell Group Limited sebesar 39,35%, Anthoni Salim 25,3%, PT Megah Eraraharja 20,13%, dan masyarakat dengan kepemilikan di bawah 5% sebesar 15,22%. 

Sebelumnya, PT Mega Akses Persada yang merupakan anak usaha PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) mengantongi fasilitas kredit dengan plafon hingga Rp5,9 triliun. 

Perjanjian pembiayaan itu ditandatangani PT Mega Akses Persada atau Fiberstar dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) pada 20 Januari 2025.

Fasilitas pembiayaan term loan dari Bank Mandiri dan BSI kepada anak usaha DNET itu mencakup tiga tranche. Pertama, tranche A dengan limit sebesar Rp2,75 triliun. Kedua, tranche B dengan limit Rp1,5 triliun. Ketiga, tranche C dengan limit Rp1,65 triliun. 

Jangka waktu fasilitas tersebut maksimal 14 tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian pembiayaan, termasuk availability period. Pinjaman tersebut bersifat non-revolving.

Sekretaris Perusahaan Indoritel Makmur Internasional Kiki Yanto Gunawan menjelaskan masing-masing tranche tersebut memiliki tujuan pembiayaan tersendiri. 

Tranche A untuk pembiayaan kembali [refinancing] atas peralatan jaringan fiber optic,” jelasnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (21/1/2025). 

Sementara itu, pembiayaan tranche B untuk belanja modal Fiberstar pada 2025—2026 dan tranche C untuk belanja modal Fiberstar periode 2026—2027.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper