Bisnis.com, JAKARTA – Dana kekayaan negara atau sovereign wealth fund (SWF) Indonesia yaitu Indonesia Investment Authority (INA) menetapkan lima sektor prioritas untuk investasi.
CIO Investment Authority Christopher Ganis menjelaskan INA bersama dengan mitra investor telah menggelontorkan investasi hingga Rp65,4 triliun per Mei 2025, sejak 2022.
Dia menyebut mayoritas target perusahaan dan platform yang diinvestasikan INA merupakan pemimpin pasar di level nasional maupun regional.
"Kerja INA membawa investasi dari luar seiring dengan investasi sendiri. Mitra investasi kami memiliki kapital yang lebih besar, nanti strateginya akan kami susun. Jadi, ini katalis INA mencari co-investor dalam proyek," kata Christopher, Kamis (24/7/2025).
Adapun, kelima sektor prioritas itu adalah transportasi, logistik, dan infrastruktur; digital; energi hijau dan ekonomi biru; kesehatan; serta advanced material.
Sejauh ini, sejumlah mitra yang sudah digaet INA termasuk DP World dengan nilai investasi sekitar US$300 juta untuk mengembangkan pelabuhan kontainer internasional Belawan New Container Terminal (BNCT) di Sumatera Utara.
Selanjutnya, investor dana pensiun asal Belanda, APG Asset Management N.V (APG) dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) yang resmi berinvestasi di ruas tol di Sumatera dengan nilai investasi US$1 miliar dan ruas tol di Jawa mencapai US$400 miliar.
Sedangkan di sektor digital, INA menggandeng DayOne mengembangkan pusat dana hyperscale di Batam dengan nilai investasi US$150 juta.
Di sektor kesehatan, INA mendatangkan kerja sama dengan SK Plasma dengan nilai investasi US$150 juta untuk mengembangkan pabrik tradisional plasma darah pertama di Indonesia.
Sementara itu, INA pada 2024 juga memberikan investasi ke Hybrid Capital Solutions (HCS) dengan nilai sekitar US$100 juta dalam bentuk share-backed financing untuk perusahaan industri farmasi dan US$100 juta berupa senior secured credit facility untuk perusahaan industri perhotelan.
Kolaborasi untuk HCS ini salah satunya sudah dieksekusi INA bersama Development Bank of Japan Inc. (DBJ) pada 2023. Hybrid capital solutions merupakan sebuah industri yang sedang berkembang dan belakangan semakin mendapatkan perhatian di kawasan Asia-Pasifik.