Bisnis.com, JAKARTA – PT Bumi Serpong Damai Tbk. (BSDE) mencatatkan marketing sales atau prapenjualan sebesar Rp5,08 triliun sepanjang semester I/2025. Angka itu merepresentasikan 51% dari target marketing sales BSDE sepanjang 2025, sebesar Rp10 triliun.
Dengan begitu, BSDE mencatatkan kenaikan marketing sales sebesar 5% year on year (YoY) dari Rp4,84 triliun pada semester I/2024.
Adapun pertumbuhan marketing sales BSDE ditopang oleh beberapa segmen. Pada segmen hunian, misalnya, yang berkontribusi sebesar Rp2,19 triliun dari total marketing sales BSDE selama semester I/2025.
Sementara itu, segmen komersial menjadi pendorong utama laju BSDE di semester I/2025, dengan mencatatkan kontribusi sebesar Rp2,27 triliun atau sekitar 45% dari total marketing sales BSDE pada paruh pertama 2025.
Secara rinci, penjualan ruko BSDE selama semester I/2025 mencapai Rp1,26 triliun, diikuti penjualan kavling komersial sebesar Rp752 miliar, dan penjualan unit apartemen sebesar Rp255 miliar dari proyek BSDE di Jakarta maupun di BSD City.
Sepanjang semester I/2025, proyek perseroan di BSD City memberikan kontribusi utama terhadap marketing sales, dengan mencapai 62% dari total prapenjualan. Kemudian disusul oleh sejumlah proyek lain di , Jakarta, Bekasi, hingga Cibubur.
Baca Juga
Direktur Bumi Serpong Damai Hermawan menerangkan, tingginya capaian yang diperoleh BSDE terutama ditopang oleh daya serap pasar yang masih cukup tinggi.
“Hal ini mencerminkan daya serap pasar yang tetap terjaga di tengah dinamika sektor properti nasional,” ujar Hermawan dalam keterangan resmi, Kamis (24/7/2025).
Dengan tercapainya lebih dari setengah target tahunan marketing sales, BSDE mengaku lebih percaya diri untuk mengejar target Rp10 triliun marketing sales di 2025. Adapun, target marketing sales BSDE pada 2025 mencerminkan kenaikan target dari Rp9,5 triliun pada 2024.
Selain itu, kebijakan BI untuk memangkas suku bunga sebesar 25 bps juga meningkatkan kepercayaan diri BSDE untuk mengejar target tahunan tersebut.
“Kebijakan ini membuka ruang bagi sektor properti untuk memperoleh pembiayaan yang lebih kompetitif, sekaligus mendorong peningkatan minat beli masyarakat terhadap produk-produk properti primer, terutama di segmen hunian,” katanya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.