Bisnis.com, JAKARTA – Dua emiten dari Grup Salim yaitu PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) berhasil memborong piala Bisnis Indonesia Awards (BIA) 2025 untuk sejumlah kategori.
Pada kategori Perkebunan & Tanaman Pangan, LSIP berhasil mengungguli sebanyak 4 perusahaan yang bergerak di bidang serupa. Berada di urutan pertama, LSIP berhasil mengungguli PT BISI International Tbk. (BISI) yang berada di urutan kedua.
Sementara itu, DNET berhasil membawa pulang piala kategori Perusahaan Holding & Investasi mengungguli PT Batavia Prosperindo Internasional Tbk. (BPII) yang berada di urutan kedua. Bahkan, DNET berhasil mengungguli perseroan dalam grup Sinarmas PT Sinarmas Multiartha Tbk. (SMMA).
Jika melihat kinerja keuangan LSIP dan DNET, kedua perusahaan itu berhasil berkinerja moncer sepanjang 2025. LSIP misalnya, mencatatkan pertumbuhan pendapatan 46,64% YoY menjadi Rp1,28 triliun pada kuartal I/2025 dari Rp879,46 miliar pada periode yang sama 2024.
Begitu juga dengan laba bersih perseroan pada 2025 yang meningkat 45,48% YoY menjadi Rp391,80 miliar pada kuartal I/2025 dari Rp269,30 miliar pada kuartal I/2024.
Pada 2024, LSIP juga mengantongi laba bersih Rp1,47 triliun atau naik 93,82% YoY dari Rp761,99 miliar pada 2023. Pada periode yang sama, pendapatan LSIP tumbuh 8,89% YoY dari Rp4,18 triliun menjadi Rp4,56 triliun pada 2024.
Selanjutnya, DNET mencetak laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp204,7 miliar hingga kuartal I/2025 dibandingkan Rp71,6 miliar pada kuartal I/2024.
Sejalan dengan itu, DNET juga mencetak pendapatan dari kontrak dengan pelanggan yang naik 9,9% yoy menjadi Rp379,4 miliar hingga kuartal I/2025, dari Rp345,2 miliar pada kuartal I/2024. Adapun, Laba usaha DNET tercatat sebesar Rp245,5 miliar hingga kuartal I/2025, naik 116,8% yoy dari Rp113,2 miliar pada kuartal I/2024.
Untuk diketahui, Bisnis Indonesia Award merupakan kegiatan tahunan dari harian Bisnis Indonesia, dimana pelaksanaan BIA 2025 merupakan yang ke-23 semenjak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2002.
Tema yang telah ditetapkan untuk 2025 yaitu Resilience Towards Uncertainty. Tema tersebut diterjemahkan sebagai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja keuangan secara konsisten, meskipun dihadapkan pada ketidakpastian ekonomi dan pasar dengan menunjukkan stabilitas pertumbuhan dan kinerja keuangan yang andal.
Secara umum, seleksi penjurian BIA 2025 terdiri dari dua tahap yaitu seleksi kuantitatif dan kualitatif. Para nominasi penerima award yakni perusahaan emiten dan perbankan yang lolos dari setiap kategori dari tahapan kuantitatif akan diajukan ke tahap kualitatif.
Terdapat sejumlah juri BIA 2025 di antaranya Menteri Komunikasi & Informatika Tahun 2014 - 2019 Rudiantara, Ketua Dewan Komisioner OJK 2017-2022 Wimboh Santoso, Wakil Menteri Keuangan 2014-2019 Mardiasmo, Ekonom Senior, Sekretaris Komite Stabilitas Sistem Keuangan Tahun 2001-2010 Raden Pardede, dan Presiden Direktur PT Jurnalindo Aksara Grafika Lulu Terianto.