Bisnis.com, JAKARTA – Emiten Grup Salim PT Indoritel Makmur Internasional Tbk. (DNET) mampu membukukan kinerja yang positif dalam laporan keuangan perseroan. DNET mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp540,65 miliar pada semester I/2025.
Berdasarkan laporan keuangan, DNET membukukan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp801,37 miliar pada paruh pertama 2025. Angka itu naik 14,94% year on year (YoY) dari Rp697,15 miliar pada periode yang sama 2024.
Adapun pendapatan DNET terutama disumbangkan oleh kontrak dengan pelanggan pada segmen korporasi yang mencatatkan pendapatan sebesar Rp455,45 miliar pada paruh pertama 2025. Naik 10,43% YoY dari Rp412,43 miliar pada paruh pertama 2024.
Selain itu, pendapatan DNET juga dikontribusikan oleh segmen ritel yang mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 27,20% YoY. Pada paruh pertama 2025, DNET mencatatkan pendapatan pada segmen ini sebesar Rp304,73 miliar, naik dari Rp239,56 miliar pada periode yang sama 2024.
Selain itu, segmen lain-lain turut mencatatkan kontribusi terhadap pendapatan DNET sebesar Rp41,18 miliar pada paruh pertama 2025.
Dari sisi entitas asosiasi, kinerja perseroan dipompa oleh PT Indomarco Prismatama (Indomaret), PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) sebagai pengelola Kentucky Fried Chicken (KFC), dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. (ROTI) yang bergerak pada industri roti dengan merek Sari Roti.
Ketiga entitas usaha DNET juga turut berkontribusi terhadap pendapatan perseroan. Terhadap Indomaret misalnya, dengan kepemilikan 40% saham di PT Indomarco Prismatama, DNET membukukan bagian laba sebesar Rp474,99 miliar pada paruh pertama 2025.
Selain itu, ROTI juga memberikan kontribusi sebesar Rp18,50 miliar terhadap pendapatan DNET. Sebanyak 25,77% saham ROTI dimiliki DNET. Terakhir, FAST justru masih merugi 50,36 miliar. Alhasil, total pendapatan DNET lewat entitas asosiasi sebesar Rp444,37 miliar pada paruh pertama 2025.
Setelah dikurangi berbagai beban, DNET membukukan laba usaha sebesar Rp647,20 miliar pada paruh pertama 2025.
Setelah dikurangi pajak, DNET mampu membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp540,65 miliar pada paruh pertama 2025. Angka itu naik 21,52% YoY dari Rp444,89 miliar pada periode yang sama 2024.
Secara neraca, DNET juga turut mencatatkan kenaikan aset menjadi Rp21,88 triliun pada Juni 2025, dari Rp21,35 triliun pada Desember 2024. Kenaikan aset itu terutama disumbangkan oleh total aset tidak lancar menjadi Rp18,89 triliun pada Juni 2025.
Seturut dengan itu, DNET juga membukukan liabilitas yang susut 0,41% sepanjang tahun berjalan 2025 (YtD) menjadi Rp7,09 triliun pada Juni 2025. Sebaliknya, DNET membukukan kenaikan ekuitas sebesar 3,92% YtD dari Rp14,23 triliun pada Desember 2024, menjadi Rp14,79 triliun pada Juni 2025.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.