Bisnis.com, JAKARTA — Grup MAP mencatatkan kinerja peningkatan laba pada paruh pertama 2025. Entitas anak Grup MAP yang merupakan pengelola gerai ritel Sports Station menjadi pendorong dengan catatan kinerja laba kinclong, namun pengelola gerai Starbucks masih jeblok.
PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) atau Grup MAP mencatatkan laba sebesar Rp960,92 miliar pada semester I/2025, naik 6,48% secara tahunan (year-on-year/YoY), dibandingkan laba periode yang sama tahun sebelumnya Rp899,33 miliar.
“MAP mencatat kinerja yang stabil pada kuartal kedua di tengah ketidakpastian makroekonomi yang terus berlangsung dan kondisi pasar yang kurang kondusif," kata VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group Ratih D. Gianda dalam keterangan tertulisnya.
Peningkatan laba perseroan sejalan dengan pendapatan bersih yang naik 8,81% YoY menjadi Rp18,74 triliun pada semester I/2025.
Kontributor pendapatan terbesar MAPI berasal dari penjualan retail sebesar Rp16,54 triliun, departement store Rp1,42 triliun, kafe dan restoran Rp1,52 triliun, serta lain-lain Rp131,46 miliar.
Ratih menjelaskan bahwa peluncuran iPhone 16 pada April 2025 memperkuat kembali momentum bisnis digital Grup MAP. Selain itu, periode libur sekolah pada Juni 2025 juga memberikan kontribusi positif terhadap hasil keseluruhan.
Baca Juga
MAPI sendiri memiliki dua emiten yang merupakan entitas anak. Kedua emiten yakni PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) dan PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) mencatatkan kinerja laba yang berbeda.
Emiten pengelola gerai ritel Sports Station, Planet Sports Asia hingga Adidas di Indonesia MAPA meraup laba bersih sebesar Rp662,42 miliar pada semester I/2025, naik 12,86% YoY.
Kinerja laba MAPA sejalan dengan pendapatan bersih yang naik 11,5% YoY pada semester I/2025 menjadi sebesar Rp8,79 triliun.
Berbeda dengan MAPA, MAPB yang merupakan emiten pengelola gerai makanan dan minuman dengan merek di antaranya Starbucks, Pizza Marzano, Krispy Kreme, dan Subway merugi. Bahkan, kerugian MAPB membengkak.
MAPB mencatatkan rugi bersih sebesar Rp80,2 miliar pada periode yang berakhir 30 Juni 2025. Kerugian MAPB membengkak dibandingkan Rp50,11 miliar pada semester I/2024.
Kerugian MAPB sejalan dengan pendapatan bersih yang turun 6,46% YoY menjadi Rp1,52 triliun pada semester I/2025.
Sebelumnya, Wakil Presiden Direktur Mitra Adiperkasa Virendra Prakash Sharma menjelaskan bahwa dalam menjalani 2025, Perseroan akan sangat berhati-hati untuk melakukan ekspansi. Pelemahan daya beli juga menjadi salah satu pertimbangan kehati-hatian tersebut.
"Memang untuk purchasing power, itu juga ada inisiatif yang kami lakukan seperti misalnya pada saat kami ekspansi itu kami berhati-hati betul melihat dari segala sisi, melakukan pertimbangan sebelum kami membuka toko. Kemudian kami juga melakukan rasionalisasi brand dan toko,” katanya dalam paparan publik pada beberapa waktu lalu.
_____________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.