Bisnis.com, JAKARTA — Pengelola restoran KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) meminta suntikan modal hingga Rp80 miliar dari PT Gelael Pratama dan emiten Grup Salim, PT Indoritel Makmur International Tbk. (DNET), usai mencatatkan modal kerja negatif.
Adapun, suntikan modal tersebut dilakukan melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Rencana PMTHMETD ini akan dimintai persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar besok, 16 Mei 2025, dan akan dilaksanakan paling lambat 20 Juni 2025.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), FAST akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 533,33 juta saham baru, dengan nilai nominal sebesar Rp50 per saham.
PT Gelael Pratama dan DNET akan melakukan penyetoran modal kepada FAST melalui private placement tersebut. Perseroan telah menetapkan harga pelaksanaan senilai Rp150 per saham.
Alhasil, FAST akan memperoleh dana sebesar Rp80 miliar dari aksi korporasi tersebut. Dana yang diperoleh perseroan akan digunakan untuk membayar utang dan menambah modal usaha FAST.
Baca Juga
"Penetapan harga pelaksanaan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dulu (PMTHMETD) dengan mempertimbangkan harga perdagangan saham selama 25 hari terakhir, dan memberikan sejumlah diskon kepada pemegang saham yang berpartisipasi dalam PMTHMETD," kata manajemen dalam keterbukaan informasi, Rabu (14/5/2025).
Setelah private placement, kepemilikan saham FAST oleh PT Gelael Pratama akan meningkat menjadi 41,18% dari sebelumnya 40%.
Senada dengan itu, DNET akan menggenggam 37,51% saham FAST setelah private placement dari sebelumnya 35,84%. Di sisi lain, kepemilikan saham investor lain berisiko terdilusi 11,79%.
Berdasarkan laporan keuangan FAST per 31 Desember 2024, modal kerja bersih FAST tercatat negatif sebesar Rp1,67 miliar dengan total liabilitas jangka pendek konsolidasian FAST sebesar Rp2,29 miliar.
"Modal kerja bersih perseroan adalah negatif Rp1.675.315.520 disebabkan oleh tingginya nilai liabilitas jangka pendek perseroan yang terdiri dari utang bank, utang usaha dan utang lain-lain. Perseroan mempunyai liabilitas sebanyak 96% dari aset yang dimilikinya," ujar manajemen FAST.
Adapun dengan terlaksananya private placement ini akan membuat struktur permodalan FAST meningkat dari sebelumnya Rp127,7 juta menjadi Rp207,7 juta. Kemudian rasio liabilitas dibandingkan dengan ekuitas FAST juga akan menjadi lebih baik dari sebelumnya 26,63 kali menjadi 15,99 kali.
Seluruh dana yang diperoleh dari penerbitan saham akan digunakan untuk keperluan modal kerja perseroan, dengan rincian Rp52 miliar akan digunakan untuk pembelian persediaan dan pembayaran beberapa kewajiban lancar.
Kemudian, dana yang diperoleh sebanyak Rp28 miliar akan digunakan untuk biaya operasional efisiensi karyawan.