Bisnis.com, JAKARTA – PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) percaya diri membidik laba bersih hingga Rp2,6 triliun pada 2025 setelah mengamankan net profit Rp1,18 triliun pada paruh pertama tahun ini.
Sepanjang paruh pertama tahun ini, AKRA mengantongi laba bersih sebesar Rp1,18 triliun naik 17,65% dibandingkan dengan Rp1,00 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan itu didorong oleh pendapatan yang naik 14,83% year on year (YoY) menjadi Rp21,41 triliun pada semester I/2025, tumbuh dari Rp18,65 triliun pada semester I/2024.
Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo menerangkan kuatnya segmen perdagangan dan distribusi ditopang oleh permintaan business-to-business dan jaringan ritel BP di berbagai wilayah.
“Dengan mengelola portofolio terdiversifikasi dan investasi strategis, kami akan memperkuat basis pendapatan berulang, mendorong pertumbuhan berkelanjutan, serta menciptakan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Senin (4/8/2025).
Ke depan, lanjutnya, AKRA tetap berkomitmen pada pertumbuhan berkelanjutan, memanfaatkan kompetensi inti di bidang logistik, infrastruktur, dan utilitas untuk memberikan nilai jangka panjang.
Selepas penyampaian laporan keuangan semester I/2025, AKRA menegaskan kembali proyeksi laba tahun buku 2025 sebesar Rp2,4 triliun–Rp2,6 triliun. Sebagai perbandingan, AKRA mengantongi laba bersih Rp2,39 triliun.
Optimisme itu didukung oleh pertumbuhan volume perdagangan yang berkelanjutan, terutama dari sektor pertambangan. Selain itu, AKRA membidik target penjualan lahan seluas 80–100 hektare di Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE), pertumbuhan utilitas dan pendapatan berulang, serta ekspansi gerai ritel BP-AKR di seluruh Indonesia.
Hingga semester I/2025, Segmen Perdagangan dan Distribusi AKRA menunjukkan kinerja yang kuat, didukung oleh permintaan B2B dan jaringan ritel BP-AKR yang terus berkembang. Per Juli 2025, jumlah SPBU BP AKR mencapai stasiun ke-70.
"Investasi infrastruktur storage untuk melayani kebutuhan BBM dan bahan kimia dasar pelanggan di Indonesia timur sedang berlangsung," imbuhnya.