Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Prediksi Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Pekan Depan, Senin (30/12)

Rupiah diprediksi melemah direntang Rp16.220-Rp16.300 pada perdagangan pekan depan, Senin (30/11/2024), dibayangi sentimen suku bunga hingga Donlad Trump.
Ibad Durrohman,Nyoman Ary Wahyudi
Sabtu, 28 Desember 2024 | 07:45
Rupiah diprediksi melemah direntang Rp16.220-Rp16.300 pada perdagangan pekan depan, Senin (30/11/2024), dibayangi sentimen suku bunga hingga Donlad Trump. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah diprediksi melemah direntang Rp16.220-Rp16.300 pada perdagangan pekan depan, Senin (30/11/2024), dibayangi sentimen suku bunga hingga Donlad Trump. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif namun akan ditutup melemah direntang Rp16.220-Rp16.300 pada perdagangan pekan depan, Senin (30/12/2024), didorong oleh sikap agresif The Fed terhadap suku bunga hingga tahun 2025.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan akhir pekan ini, Jumat (27/12/2024) dengan melemah 0,35% atau 45 poin ke posisi Rp16.23 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar juga melemah 0,04%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan tren pelemahan rupiah masih akan berlanjut pada pekan depan imbas perkasanya dolar AS.

"Dolar AS tetap kuat, didorong oleh sikap agresif Federal Reserve terhadap suku bunga hingga tahun 2025 dan ekspektasi inflasi yang lebih tinggi serta kinerja ekonomi yang kuat di bawah pemerintahan Donald Trump yang akan datang," kata Ibrahim lewat siaran pers, Jumat (27/12/2024).

Malahan, kata Ibrahim, sebagian investor memproyeksikan The Fed bakal tetap mempertahankan suku bunga tinggi apabila kebijakan presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump nanti berlawanan dengan pasar.

“Kemungkinan besar bank sentral Amerika Serikat tidak akan menurunkan suku bunga bahkan bisa menaikkan suku bunga,” tuturnya.

Sementara itu dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan, daya beli masyarakat sampai akhir tahun ini terkoreksi. Dari sisi level konsumsi rumah tangga, selama tiga kuartal tahun ini terus tumbuh di bawah 5%. Per kuartal III/2024, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,91% year on year.

“Sehingga pertumbuhan ekonomi dan konsumsi dari yang sebelumnya di atas 5% menjadi di bawah 5% itu sebenarnya tanda yang jelas bahwa ada potensi pelemahan daya beli,” tuturnya.

Seiring dengan sentimen-sentimen tersebut, Ibrahim memproyeksikan pada perdagangan pekan depan, Senin (30/12), rupiah bakal bergerak variatif namun ditutup melemah di rentang Rp16.220 sampai dengan Rp16.300.

Sebagai infromasi, Dolar Amerika Serikat (AS) masih berada pada jalur penguatan tahunan nyaris 7% pada Jumat (27/12/2024) karena pelaku pasar mengantisipasi pertumbuhan ekonomi AS yang kuat akan membuat Federal Reserve berhati-hati dalam penurunan suku bunga hingga tahun 2025.

Melansir Reuters, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya menguat 0,08% ke level 108,16, mendekati kenaikan bulanan 2,2% dan berada di jalur untuk menutup tahun ini dengan kenaikan 6,6% sejak awal 2024.

Dolar AS juga menguat  5,5% terhadap yen Jepang dan 11,8% sepanjang 2024, sementara terhadap euro masih mendekati posisi terendah dua tahun.

Awal bulan ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa para pejabat bank sentral AS akan berhati-hati sebalum melakuan pemangkasan suku bunga Fed Fund Rate (FFR) lanjutan pada 2025, setelah kembali memangkas suku bunga acuan tersebut sebesar 25 bps pada pertemuan terakhir tahun ini.

Donald Trump
Donald Trump

Perekonomian AS juga menghadapi dampak dari Presiden terpilih Donald Trump yang akan mulai menjabat awal 2025. Trump telah mengusulkan deregulasi, pemotongan pajak, kenaikan tarif, dan kebijakan imigrasi yang lebih ketat yang dipandang oleh para ekonom sebagai kebijakan yang pro-pertumbuhan dan inflasi.

Sementara itu, pelaku pasar mengantisipasi bahwa Bank of Japan akan mempertahankan pengaturan kebijakan moneternya yang longgar dan Bank Sentral Eropa akan melakukan penurunan suku bunga lebih lanjut.

Yen pada hari Jumat berada di sekitar level yang terakhir terlihat di bulan Juli, di 157,76 per dolar AS, sementara euro diperdagangkan di US$1,042, sedikit di atas level terendah sekitar US$1,04 yang dicapai pada 18 Desember.

Para pelaku pasar memperkirakan penurunan suku bunga AS sebesar 37 bps pada tahun 2025, tanpa ada penurunan yang sepenuhnya diperhitungkan hingga bulan Juni, di mana pada saat itu ECB diperkirakan akan menurunkan suku bunga deposito sebesar satu poin persentase penuh menjadi 2% karena ekonomi zona euro melambat.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper