Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya, PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG) telah membukukan laba sampai kuartal III/2024, berbalik dari kondisi rugi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Harga saham SRTG pun melesat tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan, SRTG telah membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas pemilik sebesar Rp5,21 triliun per kuartal III/2024, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp10,6 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Raupan laba SRTG sejalan dengan capaian keuntungan neto atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp5,02 triliun per kuartal III/2024, dibandingkan kerugian neto atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp12,87 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Harga saham SRTG tahun ini pun moncer. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), harga saham SRTG telah melesat 26,83% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd) hingga ke level Rp2.080 pada penutupan perdagangan terakhir, Selasa (24/12/2024).
Untuk diketahui, Saratoga Investama Sedaya memiliki sederet portofolio kepemilikan saham pada beberapa emiten besar, seperti PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) dan PT Tower Bersama Infrastructure, Tbk. (TBIG). Adapun, sejumlah portofolio saham besutan Saratoga mencatatkan kinerja keuangan dan saham yang beragam.
MDKA misalnya menderita rugi US$67,02 juta sepanjang periode Januari sampai dengan September 2024. Posisi rugi emiten tambang emas dan tembaga itu makin lebar dari posisi periode yang sama tahun sebelumnya di level US$23,77 juta.
Baca Juga
Sejalan dengan kinerja rugi yang melebar pada kuartal III/2024, harga saham MDKA jeblok 41,26% sepanjang 2024 berjalan ke level Rp1.580 pada perdagangan Selasa (24/12/2024).
Kemudian, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) membukukan laba bersih sebesar US$18,46 juta sepanjang periode Januari sampai dengan September 2024. Torehan laba bersih itu melesat 2.627% secara tahunan (year on year/yoy).
Corporate Secretary MBMA Deny Greviartana Wijaya menerangkan lonjakan kinerja perseroan itu berasal dari kenaikan produksi limonit tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) serta produksi nickel pig iron (NPI) dan high-grade nickel matte (HGNM).
“Pada kuartal III/2024, seiring dengan upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor tambang baru, volume produksi bijih limonit dan saprolit melonjak sebesar 130% dan 360% di bandingkan kuartal II/2024,” kata Deny seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (19/12/2024).
Akan tetapi, emiten portofolio Saratoga ini mencatatkan kinerja saham yang turun 20,35% sepanjang 2024 berjalan ke level Rp454.
TBIG mencatatkan laba menjadi Rp1,16 triliun pada kuartal III/2024, naik 4,38% yoy. Harga saham TBIG pun turun 8,22% ytd ke Rp1.955.
Saratoga juga menggenggam kepemilikan secara tidak langsung di PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO). Namun, laba ADRO terkikis 2,95% yoy menjadi US$1,18 miliar pada Januari-September 2024. Di sisi lain, harga saham ADRO naik tipis 0,8% ytd ke level Rp2.510 pada perdagangan terakhirnya.
Emiten portofolio Saratoga lainnya PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp440,82 miliar per kuartal III/2024, naik 4,53% yoy. Namun, harga saham MPMX turun 6,19% ytd ke harga Rp985 per lembar.
Kemudian, PT Provident Investasi Bersama Tbk. (PALM) membukukan laba bersih Rp464,63 miliar pada kuartal III/2024, berbalik dari kondisi rugi Rp1,94 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Akan tetapi, harga saham PALM turun 30,66% ytd ke level Rp432.
Selain itu, PT Nusa Raya Cipta Tbk. (NRCA) membukukan laba bersih Rp84,71 miliar per kuartal III/2024, naik 3,02% yoy. Harga saham NRCA pun naik 3,57% ke level Rp348 per lembar.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.