Bisnis.com, JAKARTA — Keputusan Bank Indonesia (BI) dalam penentuan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi sorotan pasar pekan ini. Terdapat sejumlah sektor saham yang dapat dicermati seiring dengan keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada hari ini, Rabu (18/12/2024).
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menjelaskan pengumuman BI Rate oleh Bank Indonesia akan menjadi sorotan utama pasar pekan ini.
"Jika BI Rate turun, sentimen positif kemungkinan akan mendominasi pasar saham, terutama sektor properti, perbankan, dan consumer goods, karena biaya pinjaman yang lebih rendah akan mendorong konsumsi dan investasi," tutur Miftahul, Selasa (17/12/2024).
Namun, lanjutnya, jika BI Rate naik, maka pasar bisa bereaksi negatif. Dampak negatif ini khususnya akan dialami oleh saham-saham berorientasi utang tinggi, karena biaya modal akan meningkat, dan investor cenderung beralih ke aset yang lebih aman seperti obligasi.
Selain sentimen dari BI Rate, beberapa sentimen lain yang akan mempengaruhi market pekan ini menurut Miftahul antara lain rilis data Loan Growth Indonesia periode Oktober 2024. Di sisi lain, pasar AS menanti pengumuman Initial Jobless Claims November 2024.
Dia menambahkan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga cukup penting, terlebih lagi pengaruhnya untuk keputusan suku bunga.
Di sisi eksternal, harga komoditas seperti minyak dan batu bara, serta perkembangan ekonomi China, akan menjadi katalis bagi sektor energi dan tambang.
"Beberapa sentimen di atas terutama pada kebijakan bank sentral, foreign flow serta volatilitas nilai tukar rupiah menjadi katalis pergerakan IHSG sampai akhir tahun," tutur Miftahul.
Oleh karena itu, Kiwoom Sekuritas melihat pergerakan IHSG masih akan cenderung volatil, dengan proyeksi IHSG pada 2025 dalam skenario bullish. Target awal IHSG berada pada level 7.820, dan target optimistis pada level 8.185, sedangkan dengan skenario bearish berada pada level 6.850.
Kiwoom Sekuritas memberikan rekomendasi untuk buy on weakness terhadap saham BBRI dengan target price (TP) pada level Rp4.400 per saham. Di sisi lain, untuk sektor properti, Kiwoom Sekuritas menyarankan investor untuk melakukan wait and see.