Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Goldman Sachs & Morgan Stanley Pesimistis ke Indonesia, Bagaimana Nasib IHSG?

Dua perusahaan investasi global, Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley telah menurunkan peringkat pasar saham Indonesia.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/2/2025)./JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Dua perusahaan investasi global, Goldman Sachs Group Inc. dan Morgan Stanley menurunkan peringkat pasar saham Indonesia yang mencerminkan pesimisme di masa depan. Bagaimana kemudian prospek indeks harga saham gabungan (IHSG) ke depan?

Terbaru, Goldman Sachs menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight. Bank investasi asal AS itu juga menurunkan peringkat surat obligasi negara bertenor 10 tahun sampai 20 tahun menjadi netral, setelah sebelumnya obligasi tersebut merupakan yang paling disukai pasar.

Penurunan peringkat atas saham dan obligasi Indonesia dilakukan Goldman Sachs setelah bank investasi itu menaikkan perkiraan defisit fiskal untuk Indonesia pada 2025 menjadi 2,9% dari produk domestik bruto (PDB), sebelumnya defisit fiskal diproyeksikan 2,5% dari PDB. 

Goldman Sachs menilai pasar saham Indonesia mengalami tekanan dalam beberapa bulan terakhir didorong oleh sejumlah faktor. Terdapat kekhawatiran atas ketegangan perdagangan global dan melemahnya ekonomi domestik yang telah membuat investor lari dari pasar.

Terdapat pula kekhawatiran atas ekonomi domestik setelah Presiden RI Prabowo Subianto mengumumkan serangkaian langkah seperti realokasi anggaran, pembentukan sovereign wealth fund (SWF) baru RI, Daya Anagata Nusantara (Danantara), hingga perluasan kebijakan perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Sederet langkah itu dinilai dapat memperburuk defisit.

Belum rilisnya laporan APBN periode Januari 2025 juga telah membuat para investor mempertanyakan keadaan keuangan pemerintah setelah langkah kebijakan yang diambil oleh Prabowo.

Halaman
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper