Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah berencana melibatkan Himpunan Bank Milik Negara atau Himbara dalam program Koperasi Desa/Kopdes Merah Putih.
Investor kakap mulai dari JP Morgan hingga BlackRock bersiasat di pasar modal terhadap emiten-emiten anggota Himbara.
Ada empat bank yang menjadi anggota Himbara. Semuanya adalah PT Bank Mandiri (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI), PT Bank Negara Indonesia (BBNI), dan PT Bank Tabungan Negara (BBTN). Investor kakap melakukan transaksi setelah Kopdes Merah Putih diumumkan dan dibahas pemerintah sejak awal pekan lalu.
Berita investor kakap di saham BUMN jadi salah satu berita pilihan Bisnis Indonesia Premium. Berikut adalah rangkumannya untuk Selasa (11/3/2024).
Transaksi JP Morgan Hingga Blackrock di Saham Himbara setelah Pengumuman Kopdes Merah Putih
Baca Juga
Berdasarkan data Bloomberg, JP Morgan Chase & Co membeli 30,01 juta saham Mandiri kemarin, Senin (10/3/2025). Perusahaan mempertebal portofolio BMRI menjadi 634,30 juta dengan harga 5.689,85 per lembar.
Credit Agricole Group juga membeli BMRI sebanyak 21,36 juta sehingga bertambah menjadi 190,70 juta dengan harga rata-rata Rp5.014,10 per saham. Lalu, Dimensional Fund Advisors LP menambah 19,09 juta menjadi 328,33 juta dengan harga rata-rata Rp4.403,15 per lembar pada akhir pekan lalu.
Investor yang menjual BMRI adalah Bank of New York Mellon Corp sebanyak 55,25 juta sehingga berkurang menjadi 634,31 juta dengan harga rata-rata Rp4.886,20 per lembar.
Karpet Merah Trump untuk Bitcoin Jadi Cadangan Negara, Investasi Kripto RI Bakal Makin Deras?
Legitimasi bagi aset kripto sebagai instrumen keuangan negara mulai menguat setelah Presiden AS Donald Trump mengesahkan Bitcoin sebagai cadangan strategis. Bursa kripto menyambut positif langkah tersebut dengan harapan adopsi dan regulasi investasi kripto makin jelas.
Sejumlah bursa kripto yang diawasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bapppebti) menyambut positif perintah eksekutif Trump.
Pionir pertukaran kripto di Indonesia yang telah berdiri sejak 2014, Indodax meyakini kebijakan Donald Trump akan menjadi katalis positif bagi investasi aset kripto di Indonesia.
Jorjoran Perbesar Taruhan Saham BUMI
Emiten pertambangan batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Tbk. (BUMI), tengah menjadi incaran manajemen aset terbesar di dunia.
Sejak awal 2025, kinerja saham BUMI masih mendingin. Tercatat, harga terkoreksi 17,07% year-to-date (ytd) tahun ini ke Rp102 hingga Senin (10/3/2025).
Di tengah koreksi, aksi borong saham BUMI justru tengah dilancarkan oleh BlackRock Inc. selaku salah satu investor institusi dengan kepemilikan jumbo.
Ada yang Diam-diam Tambah Saham Telkom (TLKM) Awal 2025
Sejalan dengan tekanan pada IHSG, saham PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) ikut tertekan. Walau begitu, sejumlah investor besar diam-diam mulai menambah saham emiten telekomunikasi pelat merah itu.
Pada penutupan pasar Senin (10/3/2025), saham TLKM dihargai Rp2.390 per lembar, turun tipis 0,83%. Jika ditarik mundur sejak awal tahun 2025, dengan harga itu, saham TLKM telah turun 11,48% (year to date/YtD).
Mengutip Terminal Bloomberg (10/3/2025), terdapat sejumlah nama besar investor kakap yang bertahan atau secara perlahan mengakumulasi saham TLKM khususnya pada 3 bulan pertama 2025.
Faktor Daya Tarik Danantara Hingga Isu Rangkap Jabatan Goyahkan Investor Saham
Kehadiran dana kolektif BUMN yang berskala jumbo dan berguna untuk menyokong pendanaan pembangunan Nusantara, ternyata justru menciptakan ketakutan bagi kalangan investor saham.
Pasar keuangan terus mencatatkan arus modal asing keluar. Berdasarkan rangkuman Bank Indonesia pada akhir pekan lalu, Jumat (7/3/2025), investor asing melakukan jual neto hingga Rp20,12 triliun di pasar modal sepanjang tahun ini hingga 6 Maret 2025. Angka itu naik dari sepekan sebelumnya yang mencapai Rp15,47 triliun.
Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) telah terjun hingga 13,23% selama 6 bulan terakhir, menurut data RTI Business.