Bisnis.com, JAKARTA — Pilarmas Investindo Sekuritas menargetkan indeks harga saham gabungan (IHSG) akan berada pada level 7.720-7.920 pada tahun 2025. Sejumlah sektor seperti perbankan hingga energi menjadi sektor pilihan untuk tahun depan.
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus menuturkan pihaknya melihat IHSG akan berada pada rentang 7.720–7.920 untuk tahun depan. Menurutnya, terdapat beberapa sentimen dari eksternal maupun internal yang akan mendorong pergerakan IHSG.
"Dari eksternal, tensi geopolitik antara Rusia dengan Ukraina, serta Hamas dengan Israel masih akan mempengaruhi pergerakan IHSG," kata Nico, Senin (9/12/2024).
Selain geopolitik, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS juga menurutnya akan mempengaruhi IHSG. Dia melihat Trump akan mengenakan tarif impor sebesar 10%-20%, dengan impor Amerika khusus China akan dikenakan tarif 60%.
Di sisi lain, Nico juga melihat sentimen yang datang adalah fokus pasar terhadap energi fosil, bukan terbarukan. Selain itu, melambatnya perekonomian China, perang dagang AS-China, serta disinflasi juga diperkirakan akan mempengaruhi IHSG.
Masih dari eksternal, sentimen hilangnya kepercayaan konsumen, permintaan barang dari China yang turun, capital outflow dari China, pasar properti yang turun, divergensi kebijakan moneter, serta volatilitas mata uang diperkirakan akan mempengaruhi pasar modal di tahun depan.
Sementara itu, dari sisi domestik, menurutnya sentimen akan datang dari tingkat suku bunga, inflasi, geopolitik, Trump Policy, proteksionisme, dan kebijakan ekonomi Presiden Prabowo.
Adapun Pilarmas Sekuritas masih memilih sektor yang sama seperti tahun 2024, sebagai sektor pilihan untuk 2025. Sektor pilihan Pilarmas Investindo Sekuritas tersebut adalah sektor perbankan, consumer non-cyclical, consumer cyclical, energi, teknologi, dan properti.
Di sisi lain, Nico memandang optimistis investor asing akan kembali melakukan net buy pada 2025. Akan tetapi, pergerakan investor asing akan jauh lebih hati-hati.
"Karena kemenangan Trump akan memberikan dampak tersendiri bagi emerging market khususnya. Sehingga tentu saja volatilitas akan mengalami kenaikan, yang akan membuat pelaku pasar dan investor berhati-hati," ujarnya.
Hal tersebut mengingat kebijakan Trump di satu sisi mampu memberikan dorongan bagi perekonomian Amerika. Namun, di sisi lain, Donald Trump mampu memberikan tekanan bagi negara lainnya dengan kebijakannya.