Bisnis.com, JAKARTA — Kongsi emiten afiliasi Garibaldi ‘Boy’ Thohir & Grup Saratoga PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) mencatatkan laba bersih sebesar US$18,46 juta atau sekitar Rp284,06 miliar (asumsi kurs Rp15.384 per dolar AS) sepanjang periode Januari sampai dengan September 2024.
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis Rabu (18/12/2024), torehan laba bersih itu naik 2.627% dari pencatatan laba periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$677.097 atau sekitar Rp10,24 miliar.
Adapun, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada kepentingan non-pengendali MBMA naik hampir dua kali lipat ke level US$41,57 juta, dari periode 9 bulanan tahun 2023 di angka US$26,15 juta.
MBMA mencatatkan pendapatan sebesar US$1,37 miliar sepanjang periode Januari sampai dengan September 2024. Pencatatan itu naik 57,89% dibandingkan dengan torehan pendapatan sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di angka US$873,86 juta.
Pendapatan MBMA ditopang oleh penjualan nickel pig iron atau NPI ke pihak ketiga dengan nilai transaksi sebesar US$707,08 juta dan penjualan nikel matte ke pihak ketiga sebesar US$562,82 juta. Sisanya, pendapatan usaha MBMA berasal dari penjualan bijih nikel limonit sebesar US$108,16 juta.
Sebagian besar transaksi MBMA kepada pihak ketiga dilakukan dengan PT Indonesia Tshingshan Stainless Stell (ITSS) dengan nilai US$551,89 juta atau 40% dari keseluruhan pendapatan perseroan, CNGR sebesar PT CNGR Ding Xinw New Energy sebesar US$339,62 juta (24,61%), dan Eternal Tshingshan Group Ltd sebesar US$181,72 juta (13,17%).
Baca Juga
Kendati demikian, beban pokok pendapatan MBMA turut melonjak ke level US$1,3 miliar pada periode 9 bulanan tahun ini, lebih tinggi dari beban periode yang sama tahun lalu di angka US$812,45 juta.
Beban pokok pendapatan pada periode kali ini sebagian besar berasal dari komponen biaya manufaktur dan biaya pertambangan yang masing-masing mencatatkan ongkos US$1,05 miliar dan US$117,52 juta.
Setelah dikurangi beban pokok pendapatan, MBMA mencatatkan laba kotor sebesar US$79,36 juta. Adapun, laba sebelum pajak penghasilan pada periode ini menyentuh angka US$64,22 juta.
Di sisi lain, jumlah aset MBMA sampai 30 September 2024 mencapai US$3,36 miliar, yang berasal dari aset lancar sebesar US$796,1 juta dan aset tidak lancar sebesar US$2,57 juta.
Sementara itu, jumlah liabilitas MBMA per 30 September 2024 naik ke level US$1,02 miliar, lebih tinggi dari posisi liabilitas per 31 Desember 2023 yang berada di angka US$953,58 juta.
Adapun, jumlah ekuitas MBMA berada di angka US$2,33 miliar, tidak banyak berubah dari posisi yang berakhir 31 Desember 2023 di angka US$2,3 miliar.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.