Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Dipo Group, PT Putra Mandiri Jembar Tbk. (PMJS) menargetkan pertumbuhan penjualan kendaraan sebesar 15% pada 2025. Prospek itu sejalan dengan peluncuran produk baru Mitsubishi, Mercedes Benz, dan Nissan, serta ekspansi dealer perseroan.
Manajemen PMJS memaparkan penjualan perseroan sepanjang 9 bulan 2024 mengalami penurunan 12,87% year-on-year (YoY) menjadi Rp6,94 triliun. Pada saat yang sama, volume penjualan kendaraan turun 14,4% YoY dari 20.181 unit menjaid 17.640 unit.
Penurunan penjualan kendaraan itu, lanjutnya, tak hanya terjadi pada PMJS. Mengutip data Gaikindo per September 2024, penjualan wholesales kendaraan seluruh merek turun sebanyak 16,2% dan penjualan retail kendaraan turun 11,9%. Kondisi itu terjadi akibat dari daya beli masyarakat yang menurun, suku bunga tinggi, pelemahan nilai tukar rupiah dan pengetatan pembiayaan oleh sebagian perusahaan pembiayaan.
Meski begitu, emiten Dipo Group itu tetap optimistis penjualan pada 2025 dapat meningkat.
“Kami proyeksikan pada 2025 penjualan kendaraan naik 15% begitu juga dengan aftersales service naik 15%,” papar manajemen PMJS dalam hasil paparan publik yang dikutip Minggu (8/12/2024).
Peluncuran produk kendaraan baru berpotensi menjadi salah satu pendorong penjualan PMJS pada tahun depan. Perseroan memaparkan saat ini terdapat tipe kendaraan baru dari Mitsubishi, yaitu Mitsubishi X-Force dan L100 EV. Selain itu, Mercedes Benz maupun Nissan juga tetap mengeluarkan produk-produk baru.
Selain itu, PMJS juga merencanakan pengembangan dealer di sejumlah wilayah strategis dengan mengucurkan investasi untuk meningkatkan penjualan. Namun, langkah ekspansi itu memerlukan persetujuan dari agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan mempertimbangkan dealer yang sudah ada di lokasi tersebut.
“Yang menjadi prioritas adalah untuk ekspansi ke daerah yang belum kami miliki, seperti Jawa Tengah, Lampung, dan Bengkulu. Kami juga melakukan ekspansi ke lokasi yang sudah ada untuk meningkatkan penjualan kami,” jelasnya.
Hingga kuartal III/2024, PMJS telah merealisasikan belanja modal senilai Rp234 miliar. Perseroan memperkirakan belanja modal dapat mencapai Rp350 miliar hingga akhir tahun ini sejalan dengan sejumlah pembelian tanah dan bangunan baru di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, Ringroad Medan, Arengka Pekanbaru, Lampung, Bengkulu, dan juga Suryopranoto Jakarta.