Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja laba bersih Holding BUMN Pertambangan MIND ID diproyeksikan mencapai lebih dari Rp35 triliun sepanjang 2024.
Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkapkan bahwa nilai tersebut akan melewati capaian tahun lalu yang membukukan laba sebesar Rp27,5 triliun.
“Tahun ini akan melampaui [tahun lalu], mungkin jauh di atas Rp35 triliun,” ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi XII DPR, Rabu (4/12/2024).
Dia menambahkan bahwa selama kurun 2021 – 2023, perseroan terus meningkatkan kontribusinya kepada negara melalui setoran dividen yang dibagikan. Pada tahun lalu, misalnya, MIND ID menyetorkan dividen sebesar Rp18,5 triliun.
Sementara itu, sampai dengan awal November 2024, Kementerian BUMN melaporkan total dividen yang digelontorkan perseroan telah mencapai Rp11,2 triliun.
Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID Dilo Seno Widagdo mengatakan bahwa perseroan telah mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sekitar Rp27 triliun, setara dengan capaian tahun lalu.
Baca Juga
“Total asetnya kira-kira hampir Rp400 triliun. Pada perjalanan 2024 ini sampai dengan September, kami sudah mencatatkan laba sampai Rp27 triliun,” kata Dilo.
Adapun, hingga kuartal ketiga 2024, perseroan telah membukukan EBITDA Rp39 triliun. Dilo pun berharap MIND ID dapat menyetor dividen ke kas negara lebih tinggi dibandingkan periode penuh 2023 yang mencapai Rp18,5 triliun.
“Saya tidak tahu nih nanti kebijakannya pemerintah terhadap MIND ID pada laporan keuangan 2024 berapa [dividen]-nya, kami siap mendukung pemerintah,” kata dia.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian BUMN menargetkan besaran dividen dari perusahaan pelat merah dapat mencapai Rp100 triliun dalam 2 tahun mendatang.
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan setelah meraih dividen tertinggi sepanjang masa sebesar Rp82 triliun pada 2023, pihaknya berharap dividen BUMN kelak dapat menembus level Rp100 triliun.
“Tahun lalu laba kita Rp290 triliun dengan dividen ATH [all time high] Rp80 triliun lebih, dalam 2 – 3 tahun ke depan bisa Rp100 triliun,” pungkasnya.
______________________
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.