Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bocoran Terbaru IPO Anak Usaha (MEDC) Medco Power Indonesia

MEDC tengah memperkuat kinerja serta nilai aset dari PT Medco Power Indonesia sebelum mempersiapkan initial public offering (IPO).
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Rencana anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yang bergerak di bisnis kelistrikan, PT Medco Power Indonesia untuk melantai di bursa efek kembali muncul.

Direktur & Chief Administrative Officer Medco, Amri Siahaan mengatakan MEDC tengah memperkuat kinerja serta nilai aset dari PT Medco Power Indonesia sebelum mempersiapkan initial public offering (IPO).

“Kita lagi perkuat dulu Medco Power, semoga ini kita coba lah dengan pemerintah bagaimana kita bisa jalankan yang Pulau Bulan Project,” kata Amri selepas Media Gathering di Jakarta, dikutip Minggu (1/12/2024).

Proyek yang disebut Amri itu berkaitan dengan izin ekspor listrik 600 megawatt (MW) ke Singapura.

MEDC lewat Medco Power Global bekerjasama dengan PacificLight Renewables Pte Ltd dan Gallant Venture Ltd, bakal membangun kapasitas setrum pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 600 MW di Pulau Bulan, sekitar 2,5 kilometer barat daya Kota Batam.

Selain itu, MEDC bersama dengan PacificLight Renewables Pte Ltd dan Gallant Venture Ltd, perusahaan yang turut dikendalikan Grup Salim bakal membangun kapasitas penyimpanan baterai sebesar 500 MW. Rencanannya proyek itu bisa beroperasi komersial pada 2028.

Amri menambahkan perseroannya turut konsen pada rencana komersialisasi proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Ijen dengan kapasitas 100 MW, PLTS di Bali dengan kapasitas 2x25 Megawatt peak (MWp) dan proyek PT Energi Listrik Batam (ELB) dengan tambahan 39 MW. 

“Yang jelas yang harus kita segera PLTP Ijen kita deliver dulu kemudian Bali PV baru kita lihat dengan yang Pulau Bulan,” kata dia.

Mechanical completion untuk ketiga proyek itu dikejar akhir tahun ini. Sementara, target commercial operation date (COD) bisa diteken awal 2025 bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN sebagai pembeli listrik.

Proyek panas bumi dikerjakan Medco Power lewat anak usahanya, PT Medco Cahaya Geothermal, pada perusahaan ini Medco menggenggam saham sebesar 51%. Sisanya 49% dipegang PT Ormat Geothermal Power.

Wilayah kerja panas bumi Blawan Ijen terletak di Jawa Timur dan meliputi tiga kabupaten yaitu Bondowoso, Banyuwangi dan Situbondo.

Konsorsium Medco dan Ormat mendapatkan wilayah kerja panas bumi ini lewat proses lelang pada 2010 lalu. Belakangan, konsorsium Medco-Ormat dinyatakan sebagai pemenang dengan masa pengembangan selama 35 tahun.

PLN mendapatkan penugasan pembelian tenaga listrik PLTP Ijen dengan harga sesuai hasil lelang wilayah kerja panas bumi (WKP) dari Menteri ESDM pada Desember 2011 di level US$8,58 sen per kWh.

Sementara itu, Medco berkongsi dengan Solar Phillipines Power Project Holdings, Inc untuk membangun proyek PLTS di Bali, lewat anak usaha patungan PT Medco Solar Bali Timur dan PT Medco Solar Bali Barat. 

Lewat dua anak usaha itu, Medco menggenggam saham mayoritas 51%, sisanya dipegang  Solar Phillipines Power Project Holdings, Inc.

Rencanannya, PLN bakal membeli listrik dari PLTS garapan konsorsium Medco ini dengan harga masing-masing US$5,92 sen per KWh untuk PLTS Bali Barat dan US$5,59 untuk PLTS Bali Timur.

Seperti diketahui, wacana IPO Medco Power Indonesia sempat muncul saat emiten Keluarga Panigoro ini membawa PT Amman Mineral Internasional (AMMN) melantai di bursa akhir 2020.

Saat itu, Presiden Direktur MEDC Hilmi Panigoro mengatakan PT Medco Power Indonesia merupakan salah satu kandidat terkuat sebagai anak usaha untuk dapat melakukan IPO di bursa.

“Tentunya, kalau hari ini [Medco Power] masih kecil, tapi kalau sudah melewati size tertentu Medco Power menjadi anak usaha yang dicalonkan untuk IPO lainnya,” ujar Hilmi saat acara Media Gathering Medco Energi secara daring, Selasa (8/12/2020).

Ditemui terpisah, Direktur dan Chief Financial Officer Medco Power Indonesia Myrta Sri Utami tidak menampik ihwal rencana IPO untuk Medco Power yang belakangan kembali mencuat.

“Doain saja ya, belum ada yang bisa kita disclose,” kata Myrta saat ditemui di Jakarta, Sabtu kemarin.

Seperti diberitakan sebelumnya, MEDC mencatat laba bersih sebesar US$273,27 juta atau sekitar Rp4,29 triliun (asumsi kurs Rp15.710 per dolar AS) sepanjang periode sembilan bulan 2024.

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir 30 September 2024, pendapatan yang dihimpun Medco pada periode ini mencapai US$1,78 miliar atau naik 6,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 2.961 GWh, 21% berasal dari sumber energi terbarukan. Penjualan sedikit menurun dari tahun ke tahun karena shutdown operasi PLTGU Riau pada Agustus.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper