Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak dunia terpantau menguat pada Senin (25/11/2024), bertahan mendekati level tertinggi dalam dua minggu, seiring dengan eskalasi ketegangan geopolitik antara negara-negara barat dan produsen minyak utama Rusia dan Iran yang meningkatkan risiko gangguan pasokan.
Mengutip Reuters, harga minyak jenis Brent naik 0,2% atau 13 sen, menjadi US$75,30 per barel. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS berada pada US$71,38 per barel, naik 14 sen, atau 0,2%.
Kedua jenis minyak tersebut mencatat kenaikan mingguan terbesar sejak akhir September pada pekan lalu setelah Rusia menembakkan rudal hipersonik ke Ukraina sebagai peringatan kepada Amerika Serikat dan Inggris setelah serangan oleh Kyiv terhadap Rusia menggunakan senjata AS dan Inggris.
Tim analis ANZ yang dipimpin oleh Daniel Hynes dalam sebuah catatan menyebut, konflik baru-baru ini menunjukkan perang telah memasuki fase baru dan berbahaya, yang meningkatkan kekhawatiran akan gangguan pasokan kata
Selain itu, Iran bereaksi terhadap resolusi yang disahkan oleh pengawas nuklir PBB pada hari Kamis dengan memerintahkan tindakan seperti mengaktifkan berbagai sentrifus baru dan canggih yang digunakan dalam pengayaan uranium.
"Kecaman IAEA dan tanggapan Iran meningkatkan kemungkinan bahwa Trump akan berupaya untuk memberlakukan sanksi terhadap ekspor minyak Iran saat ia berkuasa," kata Vivek Dhar, seorang ahli strategi komoditas di Commonwealth Bank of Australia.
Baca Juga
Sanksi yang diberlakukan dapat menyingkirkan sekitar 1 juta barel minyak Iran per hari, sekitar 1% dari pasokan minyak global, katanya.
Kementerian luar negeri Iran mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka akan mengadakan pembicaraan tentang program nuklirnya yang disengketakan dengan tiga kekuatan Eropa pada tanggal 29 November.
Adapun, investor juga fokus pada peningkatan permintaan minyak mentah di China dan India, masing-masing negara pengimpor terbesar dan ketiga di dunia.
Impor minyak mentah China meningkat kembali pada bulan November karena harga yang lebih rendah memicu peningkatan permintaan stok sementara kilang minyak India meningkatkan produksi minyak mentah sebesar 3% secara tahunan menjadi 5,04 juta barel per hari pada Oktober, yang didukung oleh ekspor bahan bakar.