Bisnis.com, JAKARTA — Saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) mendapat angin segar usai resmi masuk ke dalam indeks LQ45 periode Agustus–Oktober 2025.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan AADI dan SCMA sebagai penghuni baru indeks LQ45, menggantikan PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO).
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta, menilai masuknya AADI dan SCMA ke LQ45 didukung oleh prospek industri di masing-masing emiten yakni batu bara dan video on demand.
“Untuk AADI, prospek ke depan sangat dipengaruhi oleh pemulihan permintaan batu bara global,” ujar Nafan, Minggu (27/7/2025).
Menurutnya, harapan terhadap perbaikan ekonomi global ikut diperkuat oleh kepastian dinamika perdagangan global, termasuk tarif impor AS di era Donald Trump yang dipatok pada kisaran 15%–50% mulai 1 Agustus 2025.
Kepastian tersebut, kata Nafan, memberikan ruang bagi ekonomi global untuk memantul kembali dan berdampak pada peningkatan permintaan komoditas seperti batu bara. Terlebih sebagian negara akan menghadapi musim dingin.
Baca Juga
Sementara itu, SCMA dinilai akan mendapat limpahan katalis dari pertumbuhan industri video on demand yang terus mengalami peningkatan di Indonesia.
“Secara khusus, prospek emiten seperti SCMA sangat berkaitan dengan peningkatan permintaan video on demand yang terus tumbuh, seiring membaiknya konektivitas digital di Indonesia,” kata Nafan.
Dia menuturkan seleksi emiten dalam indeks LQ45 juga mempertimbangkan penerapan good corporate governance dan fundamental yang solid.
Kendati demikian, dia menegaskan saham-saham yang keluar dari indeks seperti ESSA dan SIDO tetap memiliki fundamental yang baik, hanya saja tekanan harga dan likuiditas membuat market cap masing-masing emiten melemah.
“Akibatnya, kapitalisasi pasar saham-saham tersebut mengalami tekanan dan secara sistematis tergeser dari komposisi indeks,” pungkasnya.
Mirae Asset Sekuritas merekomendasikan akumulasi beli untuk saham AADI dengan target harga Rp9.225. Adapun saham SCMA belum memiliki rekomendasi terbaru, setelah terakhir disematkan peringkat sell on strength.
Di lantai bursa, saham AADI bertengger di level Rp6.875 per saham hingga Jumat (25/7/2025). Harga itu mencerminkan penurunan 18,88% year-to-date (YtD). Adapun SCMA meningkat 7,19% YtD menuju level Rp179 per saham.