Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Grup Bakrie PT Energi Mega Persada Tbk. (ENRG) menyelesaikan negosiasi dengan sejumlah pembeli minyak dan gas (migas) dari Blok Bentu, Sengkang dan Malacca Strait.
Wakil Direktur Utama ENRG Eduardus Ardianto menargetkan perseroan dapat meningkatkan pendapatan dari sejumlah negosiasi yang berhasil diamankan dengan pelanggan mereka saat ini.
Eduardus menuturkan negosiasi itu berkaitan dengan upaya peningkatan harga jual, volume serta perpanjangan kontrak jual beli dengan pelanggan.
“Salah satunya blok Sengkang di mana kami berhasil meningkatkan volume dan meningkatkan harga yang sebelumnya US$5,08 per BBtud menjadi US$6 per BBtud,” kata Eduardus saat public expose secara daring, Jumat (22/11/2024).
Selain itu, Eduardus menambahkan, negosiasi kontrak anyar juga bisa diteken untuk kelanjutan komersialisasi Blok Bentu.
“Sebelumnya harga 10% dari ICP (Indonesia crude price) dengan kontrak baru perseroan berhasil mendapatkan kesepakatan baru US$10,75% dari ICP,” kata dia.
Baca Juga
Adapun, ENRG memiliki komitmen kontrak penjualan dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Riau Andalan Pulp & Paper dan Pertamina untuk blok Bentu. Sementara itu, pembeli untuk blok Sengkang sepenuhnya dimanfaatkan oleh PLN.
Di sisi lain, buyer untuk Malacca Strait di antaranya TIS Petroleum (Asia) Pte Ltd., PT Kilang Pertamina Internasional dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).
Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir September 2024, ENRG mencatatkan penjualan neto sebesar US$319,66 juta atau naik 7,84% dari posisi tahun lalu sebesar US$296,39 juta.
Sebagian besar penjualan neto itu dikontribusikan dari produk gas bumi sebesar US$201,6 juta dan minyak mentah sebesar US$116,25 juta.
Adapun, pelanggan terbesar ENRG sampai periode ini di antaranya PT Kilang Pertamina Internasional, PT Riau Andalan Pulp & Paper dan PT Indonesia Power. Sementara itu, penjualan ekspor diarahkan untuk TIS Petroleum (Asia) Pte Ltd.
Seperti diberitakan sebelumnya, ENRG mencatatkan laba bersih sebesar US$51,27 juta atau sekitar Rp805,49 miliar (asumsi kurs Rp15.710 per dolar AS) sepanjang periode 9 bulan 2024.
Torehan laba bersih itu mengalami kenaikan 12% dari periode yang sama tahun sebelumnya di level US$45,69 juta atau sekitar US$733,58 miliar.
Sementara EBITDA turut mencatatkan kenaikan sebesar 3% ke level US$180,53 juta.
Kontribusi peningkatan produksi minyak belakangan didorong oleh keberhasilan akuisisi Blok Siak & Blok Kampar. Transaksi akuisisi itu rampung pada Maret 2024 lalu.
Saat ini, kedua aset minyak yang berlokasi di Riau, Sumatera itu memproduksikan sekitar 2.500 barel minyak per hari dan memiliki cadangan minyak terbukti dan terukur (cadangan 2P) sebesar 5,1 juta barel minyak.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.