Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Tahan Suku Bunga Acuan 6%, Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.870

Rupiah ditutup melemah ke Rp15.870,5 per dolar AS pada hari ini, Rabu (20/11/2024), usai Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 6%.
Rupiah ditutup melemah ke Rp15.870,5 per dolar AS pada hari ini, Rabu (20/11/2024), usai Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 6%. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah ditutup melemah ke Rp15.870,5 per dolar AS pada hari ini, Rabu (20/11/2024), usai Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 6%. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup melemah ke posisi Rp15.870,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada hari ini, Rabu (20/11/2024), usai Bank Indonesia (BI) memutuskan menahan suku bunga acuan di level 6%.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan melemah 0,16% atau 26 poin ke posisi Rp15.870,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau naik 0,17% ke posisi 106,39.

Sama seperti rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,7%, dolar Taiwan melemah 0,31%, won Korea Selatan melemah 0,04%, peso Filipina melemah 0,2%, serta yuan China melemah 0,04%.

Pelemahan rupiah terjadi setelah BI memutuskan untuk menahan suku bunga acuan alias BI Rate di level 6% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 19—20 November 2024.

Sebelumnya, BI telah menurunkan suku bunga acuannya sebesar 25 basis poin dari sebelumnya 6,25% pada September 2024 lalu.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan keputusan mempertahankan BI Rate 6% konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi di level 2,5% plus minus 1% pada 2024 serta 2025. Tujuannya adalah untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Di sisi lain, fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dan tantangan politik di AS.

Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah, prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga acuannya.

Selain itu, dari sisi eksternal, pergerakan rupiah dipengaruhi sentimen geopolitik global. Perang Rusia-Ukraina menjadi fokus setelah ancaman nuklir Moskow meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

Moskow menurunkan ambang batas pembalasan nuklir atas serangan Ukraina sebagai respons terhadap AS yang dilaporkan mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina terhadap Rusia.

Pasar juga tetap tidak yakin dengan prospek penurunan suku bunga AS di bawah kepemimpinan Presiden AS terpilih Donald Trump.

Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.800 - Rp15.890 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper