Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Rp15.844 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.844,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2024).
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta. Rupiah ditutup menguat di hadapan dolar AS hari ini, Selasa (19/11/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta. Rupiah ditutup menguat di hadapan dolar AS hari ini, Selasa (19/11/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup menguat ke level Rp15.844,5 pada perdagangan hari ini, Selasa (19/11/2024). Rupiah menguat bersama sejumlah mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,08% ke Rp15.844,5 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,01% ke 106,26.

Bersamaan dengan rupiah, yen Jepang naik 0,51%, won Korea Selatan naik 0,26%, dolar Hong Kong menguat 0,02%, dan dolar Taiwan naik 0,44%.

Lalu dolar Singapura menguat 0,05%, peso Filipina melemah 0,20%, yuan China melemah 0,08%, ringgit Malaysia menguat 0,28%, dan baht Thailand melemah 0,03%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan dolar terjadi karena pembacaan inflasi yang kuat dari minggu lalu. Hal tersebut ditambah dengan sinyal yang kurang dovish dari The Fed

"Menurut data CME Fedwatch Tools, para trader memperkirakan peluang 55,7% untuk pemangkasan suku bunga 25 basis poin pada bulan Desember, dan peluang 44,3% untuk suku bunga tetap tidak berubah," kata Ibrahim, Selasa (19/11/2024).

Selanjutnya, fokus investor pekan ini adalah data inflasi konsumen Jepang untuk Oktober yang akan dirilis pada hari Jumat. Rilis data itu akan menjadi isyarat lebih lanjut tentang ekonomi Negeri Sakura.

Data tersebut menyusul rilis data produk domestik bruto yang mengecewakan dari minggu lalu, yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi Jepang melambat secara substansial pada kuartal ketiga.

Sementara itu, Bank Rakyat China juga akan memutuskan suku bunga acuan pinjaman utamanya akhir minggu ini. Para ekonom memperkirakan suku bunga tersebut tidak akan berubah setelah pemangkasan pada bulan Oktober. 

Dari dalam negeri, para ekonom mengingatkan agar pemerintah berhati-hati membuat regulasi terkait kenaikan PPN menjadi 12% karena kondisi ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Hal ini dikhawatirkan akan berpengaruh dan menurunkan daya beli masyarakat.

Adapun untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang  Rp15.780-Rp15.850.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper