Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham emiten berkapitalisasi pasar jumbo tercatat mampu mencetak cuan tebal sepanjang kuartal III/2024 dengan nilai pertumbuhan tahunan tertinggi sebesar 91%.
Berdasarkan data saham dengan kapitalisasi pasar tertinggi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga perdagangan Jumat (1/11/2024), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menduduki posisi pertama dengan Rp1.272 triliun.
Kemudian, diikuti oleh PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) dengan Rp896 triliun, PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) sebesar Rp740 triliun, PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) sebesar Rp654 triliun, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) sebesar Rp614 triliun.
Saham lainnya yang mengisi deretan pemilik kapitalisasi pasar terbesar di Bursa, yakni PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) sebesar Rp574 triliun, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) sebesar Rp293 triliun dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan Rp275 triliun.
Artikel tentang laporan keuangan emiten dengan kapitalisasi jumbo menjadi salah satu berita pilihan BisnisIndonesia.id hari ini, Senin (4/11/2024). Selain berita tersebut, beragam kabar ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id. Berikut ulasannya:
Baca Juga
Komitmen Pengembang Kakap Kontribusi Program Tiga Juta Rumah
Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman mengajak pengembang untuk turut serta dalam Gerakan Nasional Gotong Royong Bangun Rumah untuk Rakyat sebagai bagian dari program pembangunan tiga juta rumah per tahun Presiden Prabowo Subianto.
Pemerintah menargetkan dapat membangun tiga juta rumah per tahun yang terdiri dari 1 juta unit perkotaan dan 2 juta di pedesaan.
Program ini mengajak perusahaan swasta termasuk pengembang untuk turut serta gotong royong membangun rumah rakyat. Adapun bentuk keterlibatan swasta tersebut bisa dilakukan dalam bentuk corporate social responsibility (CSR) maupun dengan skema yang lainnya seperti dengan menyumbangkan lahan maupun membangunkan rumah.
Langkah gotong royong ini diambil untuk menyiasati keterbatasan anggaran perumahan. Di tahun depan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kawasan Permukiman (PKP) hanya mendapatkan pagu anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) senilai Rp5,078 triliun yang turun drastis dari pagu anggaran tahun ini di mana pembangunan perumahan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tercatat Rp14,68 triliun.
Di Balik Sikap Yamaha Belum Jual Motor Listrik di Indonesia
Yamaha Motor Co., Ltd. masih belum dapat memastikan kapan akan memasarkan produk motor listrik di Indonesia, meskipun sejumlah produsen kendaraan roda dua lainnya berlomba-lomba menghadirkan kendaraan elektrifikasi tersebut.
Padahal, produsen asal Jepang tersebut telah memiliki sejumlah model motor listrik, seperti Yamaha E01, Yamaha E02, Yamaha EMF, Yamaha EC-05, Yamaha e-Vino, dan Yamaha Neos. Hanya , berbagai model motor listrik Yamaha itu baru dipasarkan di Jepang, China, Taiwan, hingga Eropa, dan tidak satu pun dijual di Indonesia.
Erica Puspasari, Manager Branding & Promotion PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing, mengatakan bahwa perseroan telah memajang beberapa unit motor listrik di ajang Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2024, tetapi memang belum dipasarkan secara resmi di Indonesia.
“Kalau kita bicara mengenai motor listrik, dari Yamaha sendiri sebetulnya punya, di IMOS ini kami pajang, tetapi memang kami belum pasarkan di Indonesia. Untuk tahun depan kami belum tahu kemungkinannya seperti apa. Kalau di negara lain sudah kami pasarkan,” ujar Erica kepada Bisnis, di sela acara IMOS 2024 dikutip Minggu (3/11/2024).
Adu Cuan Saham Big Caps hingga Kuartal III/2024
Dari deretan emiten berkapitalisasi jumbo, hanya DSSA yang belum menyampaikan laporan keuangannya. Adapun, sembilan emiten lainnya tercatat melaporkan kinerja beragam.
Enam emiten tercatat mencetak pertumbuhan laba bersih dan yang tertinggi dicapai oleh PANI dengan pertumbuhan 91% secara tahunan (year-on-year/YoY). Pertumbuhan laba bersih paling mini direalisasikan oleh BREN dengan 1,88% YoY pada periode yang sama.
Kontras dengan emiten yang mencetak pertumbuhan laba, BYAN dan TLKM mencetak penurunan laba bersih tahunan, masing-masing sebesar 31,81% dan 9,35%. Terakhir, TPIA justru mencetak pertumbuhan rugi bersih sebesar 64,31% YoY.
Di balik kinerja tersebut, Presiden Direktur Pantai Indah Kapuk Dua Sugianto Kusuma mengatakan kinerja perusahaan sejalan dengan upaya perusahaan mengembangkan kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 sebagai destinasi wisata lokal dan internasional. Seperti diketahui, PIK 2 ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN).
Mempercepat Swasembada Pangan Merauke
Swasembada pangan menjadi salah satu fokus Presiden Prabowo Subianto, bahkan dalam waktu 4—5 tahun ke depan Indonesia ditargetkan tidak hanya mampu swasembada pangan, tetapi juga menjadi lumbung pangan dunia.
Hal itulah yang disampaikan Presiden dalam pidato perdananya di hadapan Sidang Paripurna MPR RI usai dilantik menjadi Presiden periode 2024—2029, di Gedung Nusantara MPR-DPD-DPR RI, Senayan, Jakarta, pada Minggu (20/10/2024) pagi.
Menurut Prabowo, di tengah ketidakpastian global yang terjadi saat ini, Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan dalam waktu yang singkat. Dalam situasi krisis global, lanjutnya, tidak ada negara yang akan memprioritaskan penjualan komoditas penting, seperti pangan.
“Karena itu tidak ada jalan lain, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya kita harus mencapai ketahanan pangan, kita harus mampu memproduksi dan memenuhi kebutuhan pangan seluruh rakyat Indonesia,” ujar Prabowo, ketika itu.
Memperketat Distribusi Subsidi BBM
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mencari formulasi skema distribusi subsidi bahan bakar minyak (BBM) agar penyalurannya menjadi lebih tepat sasaran.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan bahwa dari total alokasi subsidi dan kompensasi energi tahun ini sebesar Rp435 triliun, sekitar Rp100 triliun berpotensi tidak tepat sasaran.
“Jujur saya katakan ya, kurang lebih sekitar 20%—30% subsidi BBM dan listrik itu berpotensi tidak tepat sasaran dan itu gede angkanya. Itu kurang lebih Rp100 triliun,” kata Bahlil dalam Konferensi Pers Pembahasan Usulan Program Quick Win Kementerian di Bidang Perekonomian di Jakarta, Minggu (3/11/2024).
Sebagai gambaran, subsidi yang disalurkan pemerintah melalui Kementerian ESDM mencakup subsidi bahan bakar minyak (BBM), liquefied petroleum gas (LPG), dan subsidi listrik.