Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Garuda (GIAA) Terbang 15% Jelang Gabung InJourney, Para Analis Beri Wejangan

Pergerakan harga saham Garuda (GIAA) diam-diam terbang 15% dalam sepekan terakhir.
Dionisio Damara Tonce,M. Nurhadi Pratomo
Kamis, 25 Juli 2024 | 08:26
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone
Pesawat garuda Indonesia mendarat di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (11/6/2024). Bisnis/Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Harga saham Garuda (GIAA) diam-diam telah menguat 15% dalam sepekan terakhir.

Berdasarkan data Bloomberg, saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) parkir di Rp60 pada akhir perdagangan Rabu (24/7/2024). Dalam sepekan terakhir, mahar per lembar naik Rp8 atau 15,38%.

Di tengah kenaikan harga saham GIAA, investor asing menekan dengan aksi jual. Tercatat, net sell atau jual bersih mencapai Rp1,5 miliar dalam sepekan terakhir.

Pergerakan harga saham GIAA menanjak bersamaan dengan makin santernya kabar perseroan akan segera bergabung dengan Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, InJourney, dalam waktu dekat. Kalangan analis pun telah memberikan catatan terkait rencana Kementerian BUMN di bawah komando Menteri BUMN Erick Thohir.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Vicky Rosalinda mengatakan bahwa secara garis besar masuknya Garuda Indonesia ke InJourney akan direspons positif oleh pelaku pasar. Pasalnya, langkah ini akan berdampak baik bagi perseroan dalam jangka 5 tahun hingga 10 tahun ke depan. 

“Selain itu, GIAA dapat memperoleh keuntungan lewat bergabung dengan InJourney, serta memperkuat konektivitas udara dan ekosistem pariwisata Indonesia,” ujar Rosalinda saat dihubungi Bisnis pada Kamis (18/7/2024). 

Kendati demikian, Rosalinda atau akrab disapa Ocha juga meminta investor untuk melihat sejumlah hal dalam proses penggabungan tersebut. Mulai dari struktur dan tata kelola InJourney hingga strategi bisnis untuk memulihkan keuangan GIAA ke depan. 

“Investor harus melihat dari struktur dan tata kelola InJourney setelah GIAA bergabung. Juga melihat strategi bisnis yang akan dijalankan untuk membantu GIAA dari kinerja yang kurang bagus, serta melihat dampak rencana ini terhadap kinerja keuangan GIAA,” tuturnya. 

Dihubungi terpisah, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menilai rencana Kementerian BUMN untuk menginjeksi GIAA ke dalam InJourney memang diperlukan untuk memperkuat konsolidasi perusahaan pelat merah. 

Namun, dia menyatakan bahwa hal terpenting yang perlu dilakukan GIAA ke depan adalah berupaya meningkatkan pelayanan kepada pelanggan. Langkah ini bertujuan mendorong demand di sektor aviasi yang tertekan akibat tingginya harga tiket pesawat.  

“Lesunya permintaan di sektor aviasi perlu diantisipasi pemerintah lewat skema penurunan tarif. Ini juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya bahan bakar avtur. Jika penurunan tarif diberlakukan, demand diharapkan bisa meningkat,” kata Nafan. 

Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas tidak memberikan rekomendasi untuk GIAA. Hal ini dikarenakan saham emiten maskapai penerbangan BUMN tersebut dinilai tidak cukup likuid. 

“Saham Garuda Indonesia tidak bisa dianalisis kalau harga sahamnya stagnan, lalu tiba-tiba naik, kemudian stagnan kembali. Jadi belum ada kekuatan volume perdagangan yang membuat saham GIAA ini likuid,” pungkasnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper