Bisnis.com, JAKARTA - Infrastruktur hijau merupakan isu penting yang tengah menjadi perbincangan dunia di tengah meningkatnya emisi global.
Hal ini mendorong anggota Grup Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) bekerja sama dengan PT Inhutani V berupaya mewujudkan infrastruktur hijau dan dekarbonisasi melalui serangkaian perlindungan hutan, reklamasi, rehabilitasi, hingga pengelolaan hutan.
Sekretaris Perusahaan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID Heri Yusuf mengatakan PTBA terus menerapkan Good Mining Practice. Menurutnya, hal ini dilakukan guna memacu target nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2060 mendatang.
“Hingga akhir 2022, reklamasi yang sudah dilakukan anggota Grup MIND ID PTBA mencapai 2.151,84 hektar. Sementara total area rehabilitas daerah aliran sungai (DAS) per Desember 2022 sebesar 2.666,07 hektar,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Senin (18/9/2023).
Adapun, saat ini sinergi antara PTBA dan Inhutani V ditandai dengan dilakukannya teken nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan, Reklamasi, dan Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS
Dalam MoU tersebut, PT Inhutani V bertindak sebagai pengelola sekaligus memanfaatkan hasil hutan, reklamasi dan revegetasi, rehabilitasi DAS, Agroforestry, silvopastura dan silvofishery, hingga berbagai kegiatan lain dalam mewujudkan pengurangan emisi karbon dan pembangunan berkelanjutan
Baca Juga
Direktur Operasi dan Produksi anggota Grup MIND ID PTBA, Suhendi mentatakan sebagai pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH), puhaknya akan melaksanakan kewajiban reklamasi, revegetasi, rehabilitasi DAS, dan sebagainya.
“Kerja sama ini merupakan wujud komitmen Bukit Asam (PTBA) dalam pembangunan berkelanjutan,” ucapnya
Di lain pihak, Dicky Yuana Rady mengatakan PT Inhutani V berkomitmen untuk menjalankan kerja sama dengan anggota Grup MIND ID PTBA dalam menjaga kelestarian lingkungan salah satunya melalui MoU yang sudah diteken bersama.
Bagi Dicky, kedepan lahan-lahan yang sudah dihijaukan bakal dikembangkan untuk pariwisata.
“Saya harapkan nantinya bisa dikembangkan menjadi destinasi pariwisata, kita bisa ciptakan nilai tambah,” ujar Dicky.
Tak hanya itu, sebelumnya perusahaan pelat merah seperti PT Pertamina (Persero) juga tercatat telah menyiapkan sembilan potensi kerja sama dalam membangun infrastruktur hijau.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, hal ini dilakukan sebagai bentuk peran aktif Pertamina dalam flagship event Asean Summit 2023.
“Sebagai BUMN energi, Pertamina terus memperkuat infrastruktur energi yang ramah lingkungan dan mata rantai bisnis yang lebih tangguh,”kata Fadjar dalam keteranganya, Minggu (3/8/2023).
Langkah konkret perseroan dalam pengembangan infrastruktur hijau, lanjut Fadjar, tidak hanya dilakukan dalam Pertamina Group, tetapi juga bersama BUMN yang tergabung dalam Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam pengembangan pabrik baterai kendaraan listrik (EV).
Fadjar menyebut bahwa Pertamina terus mencari peluang bisnis baru di era transisi energi dengan melakukan investasi di sektor strategis, salah satunya mendukung ekosistem kendaraan listrik.
“Hal ini penting dalam rangka mengatasi trilema energi, yakni ketahanan dan keamanan energi, keterjangkauan dan keberlanjutan,” ujarnya.
Adapun, sembilan rencana pembangunan infrastruktur hijau ini tidak hanya berhubungan dengan sektor energi atau minyak dan gas, melainkan juga untuk pengembangan infrastruktur pendukung untuk industri pariwisata.
Di sektor energi dan migas, antara lain Pertamina menyiapkan kemitraan dalam pembangunan infrastruktur Integrated Green Terminal Kalibaru dan Integrated Terminal Tapanuli Tengah. Selanjutnya, peluang kerja sama carbon capture and storage/carbon capture utilization & storage (CCU/CCUS), jaringan pipa gas Dumai – Siak, hingga produksi green hydrogen dan nature based solution.